The Wrong Target of the Otherworldly Harem (I'm a fudanshi but I'm surrounded by girls!?)-異世界ハーレムの間違ったターゲット〜腐男子だけど女の子に囲まれてます!?〜 (series 1) novel edison

Pikri YAnor
Chapter #9

Rahasia Lilia, Penyihir yang Malu-Malu

Pagi itu, udara di desa dipenuhi aroma roti panggang dari kedai tua dekat alun-alun. Hiroshi sedang duduk di teras rumah sederhana yang dipinjamkan untuknya, mencoba menulis catatan tentang dunia aneh ini.

Namun, matanya tak bisa lepas dari sosok Lilia yang duduk di pojok ruangan, sibuk membaca buku tebal sambil menggigiti ujung kuas pena.

Rambut putih keunguannya yang agak pendek namun selalu ia tutupi kepalanya dengan topi penyihir, membuatnya terlihat seperti gadis kutu buku yang sulit didekati.

Tapi entah mengapa, justru aura pemalunya itu membuat Hiroshi merasa gemas.

“Dia serius banget baca… kayak lagi belajar ujian nasional,” gumam Hiroshi sambil memiringkan kepala.

Aria yang duduk di sampingnya malah mendengus. “Hmph! Jangan bilang kamu mulai tertarik sama dia, dasar mesum lemah!”

Hiroshi langsung tersedak roti. “Ha-hah!? Bukan gitu! Aku cuma… kagum aja, iya kagum!”

Selena yang kebetulan masuk membawa sup malah menimpali dengan tatapan menggoda. “Fufu, kagum? Hiroshi-kun, wajahmu memerah tuh.”

Hiroshi ingin membantah, tapi pada saat yang sama Lilia menutup bukunya, lalu menatap mereka dengan wajah yang langsung merah padam.

“Ja-jangan lihat aku seperti itu… a-aku hanya membaca catatan sihir lama!”

Hiroshi mencoba tersenyum menenangkannya. “Santai aja, Lilia. Justru aku penasaran, kenapa kamu begitu rajin baca? Bahkan lebih sering daripada ngobrol sama yang lain.”

Pertanyaan itu membuat ruangan tiba-tiba hening. Aria mengernyit, Selena hanya menatap dengan ekspresi penasaran.

Lilia menggenggam bukunya erat, lalu perlahan membuka mulut. “…Karena, membaca adalah satu-satunya hal yang tersisa untukku.”

Kata-kata itu terdengar berat, membuat suasana mendadak serius.

Hiroshi merasakan ada sesuatu dalam nada suara Lilia yang berbeda dari biasanya—seperti ada luka lama yang terpendam.

“Dulu… aku sering diejek,” lanjut Lilia dengan suara gemetar.

“Ejekan?” Hiroshi mengulang, merasa deja vu dengan masa lalunya sendiri.

“Ya. Anak-anak lain selalu bilang aku aneh karena lebih suka buku daripada bermain. Mereka menyebutku penyihir kutu buku, si lemah, si penyendiri.”

Hiroshi membeku sejenak. Rasanya seperti mendengar ulang masa lalunya saat dipanggil ‘uke lemah’ oleh teman sekolah.

Lilia menggenggam dadanya. “Aku mencoba mendekat ke mereka, tapi setiap kali aku bicara… mereka tertawa. Mereka bilang wajahku memerah itu menjijikkan.”

Aria yang biasanya sinis tampak terkejut mendengar cerita itu. Bahkan Selena pun menunduk diam.

Hiroshi, tanpa sadar, berdiri dan melangkah ke arah Lilia. “Aku ngerti banget rasanya.”

Lihat selengkapnya