Pagi di desa terasa damai, burung-burung sihir beterbangan di langit ungu kebiruan, dan pasar desa sudah ramai dengan suara tawar-menawar.
Hiroshi berjalan sambil dikejar oleh Aria dan Lilia yang saling bersaing membawa bekal makan pagi untuknya.
“Hiroshi, sarapan buatan tanganku pasti lebih bergizi!” Aria berteriak sambil mengangkat kotak makan.
“Tapi kalau yang kuteliti dari buku nutrisi, makanan buatanku jelas lebih sehat,” balas Lilia gugup sambil menutupi wajahnya dengan bukunya.
Hiroshi hanya bisa pasrah, wajahnya merah, merasa seperti target rebutan aneh.
Namun sebelum keduanya saling tarik-menarik, seorang wanita elegan dengan pakaian resmi desa datang menghampiri.
Selena, dengan gaun berwarna maroon muda dan senyum yang tenang, langsung menjadi pusat perhatian.
“Kalian membuat keributan pagi-pagi begini. Hiroshi seperti hadiah lotere aja, hohohoho.”
Aria membalasnya, “Dasar ketua desa sombong...” dan Lilia hanya terdiam.
Hiroshi merasa Selena anggun, namun dengan sentuh sombong dan liciknya yang khas penguasa.
Selena menatap Hiroshi dengan tatapan hangat yang membuatnya salah tingkah untuk pertama kalinya padanya.
“Hiroshi, bisakah kau menemaniku ke kantor desa hari ini? Ada beberapa hal penting yang ingin kubicarakan.”
Hiroshi, tanpa sempat menolak, langsung ditarik oleh Selena meninggalkan Aria dan Lilia yang cemberut.
“Kenapa dia mendadak kelihatan tenang begitu saat hanya mengajak Hiroshi saja, menyebalkan,” gumam Aria.
Lilia hanya menunduk, “Tapi… Selena-san dia memang paling dewasa di antara kita…” tapi Aria langsung terkejut. “Ehh... tunggu dulu,”
Di kantor desa, Hiroshi melihat tumpukan dokumen, laporan panen, catatan sihir, hingga daftar penduduk.
“Wah, banyak sekali… kamu mengurus ini semua sendirian?” Hiroshi takjub.
Selena tersenyum tipis, “Begitulah. Sejak pria punah, banyak tanggung jawab jatuh ke tangan kami para wanita.”
Ada sedikit nada getir dalam suaranya, yang membuat Hiroshi memperhatikan lebih seksama.
Selena menatap keluar jendela, cahaya matahari mengenai wajahnya, membuatnya terlihat sangat sendu.