“Aku tidak mengerti mengapa kau memberikan pil hitam ini kepadaku, Nona. Aku tidak akan mengambilnya. Aku bahkan tidak mengenal dirimu,” jawab pria muda itu tegas.
Wanita tadi kemudian menghela nafas pendek, lalu melanjutkan, “Aku … adalah seorang Silverian sebelumnya, dan setelah mereka mengacaukan planet ini, aku terpaksa menjadi penduduk dari planet lain yang jauh di ujung galaksi, dekat dengan sebuah lubang hitam raksasa. Sebelum peradaban di dalam Galaksi Metal dimulai, seluruh pemimpin planet memilih energi kosmik yang berbeda, atas dasar keadilan bagi satu sama lain. Sangat disayangkan, pemimpin-pemimpin setelahnya, justru melakukan hal yang tidak adil kepada kalian. Nah, dengan energi gelap ini, maka kau akan memiliki sebuah kesempatan untuk membalaskan dendam kepada semua orang itu, khususnya Planet Palladina.”
“Planet Palladina?” ujar Flerix yang langsung melotot ke arah pil hitam itu, seolah mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang baru saja dipikirkan tadi. Namun, ia tiba-tiba menggelengkan kepala dua kali, dengan wajah gusar.
Wanita tersebut menjadi kesal, hingga berucap, “Ada apa, Nak? Mengapa kau ragu sekali? Pil hitam ini tidak akan membuatmu menjadi tua, karena kita adalah immortal. Jadi, untuk apa kau berpikir lagi? Aku memberikanmu pil hitam ini untuk membantu dirimu dan juga planet ini!”
“Siapakah dirimu, Nona? Dari mana kau mengetahui namaku, dan mengapa kau memberikan kekuatan ini kepadaku?” tanya Flerix sambil mengernyit, menatap wanita tersebut.
Wanita tadi kembali menghela nafas pendek, kemudian membalas dengan kesal, “Ah, kita, para immortal, tidak bisa menggunakan lebih dari dua energi kosmik secara bersamaan, kecuali, jika kita menikah dengan penduduk dari planet lainnya, yang akan memberikan energi kosmik pinjaman tidak murni dalam bentuk sebuah pil berwarna, yang sifatnya sementara, dan akan ditarik kembali bila pasangannya tewas atau bercerai. Maka dari itu, aku memberikanmu energi gelap ini sebagai modal untuk membalaskan dendam yang ada di dalam dirimu sejak lama, kepada mereka semua, tanpa harus kau bersusah payah.”
Flerix kemudian menatap lagi pil hitam itu dengan bola mata yang berkaca-kaca, dan bertanya, “Apakah aku bisa kembali melesat ke luar angkasa seperti sebelumnya, dengan pil ini?”
“Tentu saja! Kau bahkan bisa memakai lubang cacing yang sama seperti mereka, sehingga, dilatasi waktu bukanlah masalah lagi untukmu!” jawab wanita itu tegas.
Flerix hendak mengambil pil hitam tersebut dengan penuh keyakinan. Namun, wanita tersebut tiba-tiba menutup telapak tangan, hingga pria muda itu langsung menatapnya dengan wajah yang kesal.
“Aturan yang sama seperti immortal lainnya, Nak. Kau tidak boleh menunjukkan kekuatan kosmik di hadapan seluruh manusia mortal. Cosmivacum milikku akan menghisap energi kosmik yang ada di dalam dirimu hingga kau tidak lagi memiliki kekuatan untuk berubah menjadi sebuah bintang, ataupun mengisi ulang energi kosmik milikmu,” ucap wanita itu sambil tersenyum sinis.