“Ini adalah energi gelap. Energi satu-satunya yang masih tersisa untuk planet ini! Aku akan membagikannya kepada kalian. Jadilah pasukan-pasukanku. Aku akan mengajarkan kepada kalian cara untuk membalaskan dendam yang sudah lama kita pendam ini, kepada planet-planet yang sudah mengacuhkan kita! Mari kita gunakan energi gelap ini sebaik mungkin, untuk masa depan kita semua!” seru Flerix lagi, dengan wajah tegas.
Lalu, tiba-tiba, pria berambut hitam yang sama, yang ada di barisan paling belakang tadi, berteriak, “Hidup raja baru dari Planet Silverian! Tanpa dirinya, kita tidak akan pernah menyadari bahwa energi gelap yang selama ini menyelimuti planet kita, sesungguhnya adalah kekuatan kosmik baru! Tolong ajari kami, Yang Mulia!”
Teriakan tersebut kemudian diikuti oleh beberapa Silverian lainnya, “Tolong ajarkan kami caranya, Yang Mulia!”
Juga, seluruh Silverian, setelahnya, berseru juga, “Ajari kami, Yang Mulia!!”
Hebatnya, tidak ada satu pun menolak, bahkan tidak juga ada yang mencurigai pria berambut hitam tadi, yang rupanya adalah Dovrix. Ia ternyata sudah diiming-imingi sebuah jabatan oleh Flerix, jika berhasil membuat pria pertama pengendali energi gelap tersebut sebagai raja.
“Hidup Yang Mulia Raja dari Silverian!” teriak Dovrix, diikuti semua orang di sana.
Mereka lantas menyetujui Flerix sebagai raja pertama dari Planet Silverian, dengan bersorak sorai sambil bertepuk tangan dan menganggukkan kepala, serta memujinya.
“Dasar bodoh,” gumam Flerix sambil tersenyum sinis.
Setelah selesai berpidato untuk kota tersebut, ia lalu berkeliling ke kota lainnya dan melakukan pidato yang sama. Tidak ada satu pun yang protes akan pengangkatannya sebagai raja, dan hari itu juga Flerix mulai menunjukkan kepada semua orang, bagaimana cara memiliki senjata kosmik dari energi gelap. Seluruh Silverian, baik pria ataupun wanita dewasa, kemudian bergantian mempelajari lebih dalam kekuatan kosmik dari energi gelap yang didapatkan dengan cara ilegal, setiap hari, di lapangan tandus yang sekarang menjadi tempat berkumpul.
“Fokuslah kepada amarah dan dendam yang ada di dalam diri kalian masing-masing, lalu terus menerus mengulang ambisi untuk menghancurkan planet lainnya di dalam kepala. Setelah itu, sebuah senjata kosmik akan muncul dan itulah yang akan menjadi senjata pribadi kalian untuk seterusnya!” seru Flerix yang dikelilingi oleh orang-orang dari seluruh penjuru kota, walauapun ucapan tadi hanyalah omong kosong belaka, untuk menghasut mereka.
Keesokan harinya, Flerix terlihat sedang berada di sebuah lapangan, sambil melatih sendiri para penduduk dewasa untuk bertarung dan bertahan menggunakan senjata-senjata kosmik milik masing-masing. Dovrix yang sekarang adalah tangan kanan sang raja, hanya berstatus sebagai kepala pelayan, walaupun penampilannya sudah berubah. Sebuah kemeja hitam lengan panjang dengan celana berwarna abu-abu yang dibuat dari kekuatan kosmik energi gelap miliknya sendiri.