The Xbreed's Curse: Silverian

Arrin
Chapter #10

10 Penyesalan yang Terlambat

Lalu, tiba-tiba, kabut-kabut hitam menyelimuti tubuh Flerix dan Silvir. Dalam waktu singkat, ia menghilang, berubah menjadi debu halus di dalam ruang hampa udara bersama dengan pesawat luar angkasa miliknya, tanpa jejak. Xyon langsung menoleh ke kanan serta ke kiri, mencari keberadaan raja dari Silverian tersebut, dengan wajah yang sangat panik.

“Sialan! Ia melakukan Televortare! Sejak kapan … para Silverian bisa melakukannya? Aksi tersebut membutuhkan energi kosmik yang lumayan besar!” gumam jenderal senior itu kesal.


Flerix terpaksa melakukan Televortare barusan hanya karena terpaksa, agar Xyon tidak mengincar dan membunuhnya. Seluruh prajurit, pelayan, bahkan Nordian, Weim, Sey, serta Arex juga turut mencari keberadaan raja dari Silverian tersebut. Namun, mereka sama sekali tidak melihat pesawat luar angkasa itu.

“Kekuatan kosmik apa yang ia miliki? Bukankah, Planet Silverian sudah tidak memiliki energi kosmik apa pun lagi sejak kejadian pada waktu itu?” gumam Weim dengan wajah gusar.

Xyon yang menjadi semakin marah karena tidak menemukan keberadaan sang lawan, kemudian berseru, “Kita akan kembali ke istana Planet Palladina terlebih dahulu! Aku akan berurusan dengan mereka nanti! Sialan!”

Sementara itu, di dalam Silvir yang sudah melesat jauh dari Planet Osmia, Flerix lantas bernafas lega karena berhasil melarikan diri dari hadapan Xyon, dengan Televortare yang barusan dilakukannya.

“Kita harus kembali terlebih dahulu ke Planet Silverian. Aku akan memikirkan langkah selanjutnya, karena kali ini, aku tidak bisa lagi melarikan diri, setelah berhasil membunuh raja dan permaisuri dari planet itu! Xyon sialan!” ucapnya kesal sambil berdiri di tengah-tengah ruang kendali.

Flerix kemudian menggelengkan kepalanya sekali, lalu kembali berkata, “Xyon pasti akan mengincar diriku sampai mati. Sialan. Karena mereka, aku harus kembali menelan pil-pil hitam untuk mengisi ulang energi gelapku! Keterlaluan!”

Di dalam Planet Palladina, seluruh penduduk memulai masa berkabung semesta selama empat puluh hari. Banyak ucapan duka cita dari para pemimpin, pejabat, bangsawan, ataupun penduduk dari planet lain, yang dikirim ke istana.

Lihat selengkapnya