THE YOUTH CRIME

Dwi Budiase
Chapter #1

PROLOG

MATI SATU tumbuh seribu adalah representasi dari kasus-kasus kenakalan remaja yang terus bermunculan di Indonesia dengan segala jenis kekerasan yang menunjukkan angka kekhawatiran.

Semenjak hadirnya perangkat elektronik berupa smartphone dan kecanggihan media sosial saat ini juga memudahkan aktivitas gelap berupa pelecehan seksual, pembullyan serta ancaman pembunuhan bagi para remaja yang baru menginjak usia lima belas tahun ke atas. Ibarat pisau bermata dua, hal ini telah menjadi ladang bisnis online menarik misalnya perdagangan barang-barang terlarang dan permainan judi untuk meraup kekayaan secara instan.

Seorang pria berseragam serba hitam tampak membetulkan posisi revolver di pinggang dan berakhir mengangkat ponsel ketika menyadari ada panggilan masuk.

“Halo, dengan siapa dan dimana?”

“Ini aku, Rena! Aku di Gang Persimpangan Kenangan. Adatugas yang harus kita kerjakan! Sebagai polisi kita harus menunjukkan citra yang baik!”

“Sepertinya aku ketinggalan informasi, Rey! Baik, sebagai kepala divisi penyidikan anak tentu aku harus lebih baik darimu!”

“Huh, yang benar saja? Bagaimana mau lebih baik kalau setiap ada tugas begini kamu datangnya paling telat! Awas ya, gara-gara kau gaji kita dipotong!”

“Sudah, sudahi ngambeknya. Nanti aku belikan kopi cappucino.”

“Oh, jangan lupa low sugar dan beli beberapa roti pandan yang enak!”

“Nah, banyak maunya nih anak!"

Gang Persimpangan Kenangan yang berlokasi di area Jakarta Selatan merupakan perumahan luas nan cantik yang tampak baik-baik saja di siang hari tetapi ketika bulan segera memancarkan sinar telah berubah menjadi sarang gangster, geng motor remaja, aksi balap liar dan yang lebih ngerinya lagi adegan pemerkosaan.

Setiap hari Mahendra setidaknya harus menangani lima kasus yang berkaitan dengan anak. Kasus yang diterima melalui layanan sosial media maupun nomor telepon yang dihubungi masyarakat dengan cepat menjadi tugas yang harus diselesaikan olehnya. Oh, dia tidak bergerak sendiri. Ada Beberapa tim yang juga ikut ditugaskan untuk membantu kelancaran proses penyidikan maupun penyelidikan.

“Halo, Bagas!”

Pria berpakaian seragam damkar itu menyahut ria. “Halo, Hendra. Hari ini lo bertugas ya?”

“Yoi. Dan lo buat apa di sini?”

“Lo nggak bisa lihat apa yang gue buat di sini?”

Lihat selengkapnya