DENGAN POPULARITAS, hidup manusia akan penuh oleh orotan kamera, liputan berita sampai koneksi luas tanpa batas. Orang-orang begitu mendambakannya hingga rela melakukan tindakan-tindakan bodoh, meninggalkan apa yang seharusnya menjadi acuan, kualitas.
Anak-anak generasi Z yang lahir di kisaran tahun 2000-2010 ialah maniak sosial media di zaman ini. Karena itulah mereka menjadi lebih terbuka terhadap dunia luar dan berlomba-lomba untuk trending agar dikenali oleh negara sendiri. Salah satunya dengan membuat konten horor.
watchsatan.com adalah situs siaran langsung penampakan hantu dan eksplorasi tempat-tempat misterius. Sesuai namanya, biasa digunakan sebagai tempat menonton video-video hantu, setan, atau misteri tersembunyi yang dipandu oleh Satanis, orang yang mengelola konten. Situs ini sangat terkenal bagi para pencari hantu dan penggemar film horor untuk mencari sensasi nyata tegang nan menyeramkan meski kebanyakan adalah akal-akalan dan rekayasa semata. Namun, keuntungan mendaftar di situs ini begitu menggiurkan. Jika berhasil mengumpulkan seratus watcher--sebutan pengikut di situs ini–berhak mendapat seratus ribu rupiah, seribu watcher mendapat lima ratus ribu rupiah sementara untuk seratus ribu lebih mendapat satu juta rupiah.
Anak-anak SMANTA hampir seluruhnya menjadikan situs watchsatan.com sebagai tontonan di malam hari dan berlomba-lomba meraih watcher terbanyak. Watcher adalah sebutan bagi orang yang berlangganan pada saluran atau siaran orang tersebut. Saat ini terhitung Aksan sebagai pengguna dengan watcher terbanyak yang rata-rata didominasi oleh para gadis. Kalau ditanya bagaimana caranya, Aksan memanfaatkan wajah semanis kembang gula miliknya sebagai pelengket agar para pengikutnya tidak mudah jenuh dan berpindah tempat serta menelusuri tempat seram yang belum pernah dikunjungi. Kontribusi dari orang tuanya pula yang mengijinkan Aksan untuk pergi ke tempat-tempat berhantu turut meningkatkan angka pengikut miliknya.
Omong-omong, Aksan juga melakukan trik murahan. Hantu settingan. Namun, trik semacam ini tidak diketahui oleh para pengikutnya sebab Aksan memanfaatkan aktingnya yang natural. Sementara itu Mahendra berdiri kesal seraya mendekati Aksan yang tampak sibuk menyapa para watcher, rupanya ia sedang melakukan live streaming. Saking banyaknya notifikasi, ia beberapa kali harus mengatur ponselnya agar tetap berjalan lancar untung saja bukan termasuk kaum 'hp kentang.'
"Untuk apa kalian berduaan di sini? Jangan-jangan kalian lagi ...."
Mahendra mulai berpikir yang tidak-tidak. Pikir saja ada sepasang dua laki-laki di tengah kebun jati sampai membawa tripod kamera segala, tidak logis. Apalagi sudah larut malam, Mahendra tak mampu mengusir rasa kecurigaannya.
"Kami nggak melakukan yang aneh-aneh, Pak! Saya lagi live streaming."