“Kak Sakuraaaaaa!!!” teriakku pada sosok gadis berambut merah muda yang melintas di hadapanku. Aku segera berlari dan menubruk tubuh mungil kak Sakura hingga membuatnya terjatuh. Pasalnya makhluk dengan rambut unik ini punya kemampuan menghilang yang luar biasa, meleng sedikit saja bisa dipastikan aku akan langsung kehilangan jejaknya bahkan walaupun saat ini kami sedang berada di rumahnya sendiri.
Kak Sakura meringis karena tubuhnya yang membentur lantai. Melihat kak Sakura meringis, aku refleks ikut meringis. Sebagai informasi, kak Sakura merupakan bungsu dari keluarga Seiryu yang terkenal sangat mengerikan dan memiliki kekuatan aneh di luar akal sehat manusia. Kalau sampai kak Sakura terluka, itu artinya keselamatan jiwaku ikut terancam.
“Akh. Kamu ini kenapa, Chimo? Kenapa kamu melakukan hal bodoh yang sering kulakukan?” tanya kak Sakura dengan posisi terkapar di lantai. “Sebagai seorang aktris, aku tidak boleh sampai terluka. Jadwal shootingku masih sangat padat.”
“Huweeee. Berikan aku sihir cinta!” Aku meminta sembari menghiba di hadapan kak Sakura yang menatapku heran.
“Ha? Bukannya sudah kuberikan?”
Kak Sakura menatapku bingung ketika mendengar permintaanku. Aku berteriak frustasi, teringat pada kegagalan parfum yang sudah diberikan oleh kak Sakura. Bahkan sampai isi parfum itu habis, efeknya sama sekali tidak tampak sampai-sampai aku curiga botol parfum itu hanya berisi air mineral biasa.
“Parfum itu tidak bergunaaaaa. Ezuki sama sekali tidak terpikat dengan pesonaku,” jeritku bak orang kesetanan.
Tanpa memikirkan imageku, aku mewek dan gelesotan di lantai seperti suster ngesot. Sikap cuek dan dingin Ezuki benar-benar membuatku frustasi. Harus dengan cara apa lagi aku mengejarnya? Masa aku harus mengesampingkan harga diri dan akal sehatku hanya untuk dinotice? Ezuki benar-benar tak ubahnya seperti seorang idol terkenal yang bahkan tidak sadar kalau aku sebagai penggemarnya ini ada dan hidup.
“Bukan parfumnya yang tidak berguna, tapi hati Ezuki yang sepertinya terbuat dari batu. Sudahlah, lebih baik kamu cari target lain saja!” saran kak Sakura sambil melirik ke arahku yang masih khidmat mewek di lantai.
“Tidak mau.” Aku menggelengkan kepalaku, menolak mentah-mentah saran yang baru saja diberikan oleh kak Sakura. “Aku hanya menyukai Ezuki seorang,” kataku lesu.
Kak Sakura memutar bola matanya bosan. Ini memang bukan yang pertama kalinya aku menodong kak Sakura untuk membantuku menaklukkan Ezuki dan entah sudah berapa puluh kali juga kak Sakura menyuruhku untuk move on dan segera berpindah hati.
“Kalian itu pasangan yang tidak ditakdirkan untuk bersatu. Sudah saatnya kamu move on dari Ezuki.”
Bibirku mengerucut sebal mendengar perkataan kak Sakura. “Apa gunanya menjadi pasangan kalau tidak bisa bersatu? Huweee. Nasib percintaanku mengenaskan sekali,” ratapku menyedihkan.
“Mau bagaimana lagi? Yang namanya cinta memang rumit, sih. Aku saja sampai sekarang masih jomblo,” curhat kak Sakura.