Sama seperti kejadian sebelumnya, kali inipun ketika aku membuka mataku, aku sudah menemukan diriku berada di tempat lain. Tempat yang sepertinya sangat sesuai dengan karakter para pria yang ingin kukencani. Kalau sebelumnya aku berada di taman bermain ketika bertemu dengan kak Aso yang ceria, lalu di ruangan bak galeri lukisan ketika bersama dengan kak Aoi yang begitu menggemari seni maka tempatku untuk bertemu dengan salah satu zodiak paling perfecsionist adalah toko bunga yang sangat indah. Tempat ini benar-benar tempat yang sangat romantis. Sedari tadi hidungku terus mencium wangi bunga mawar.
Aku yakin, wajahku sekarang pasti sudah semerah bunga mawar. Setelah dua kegagalan tadi, kini aku disambut di tempat yang sangat indah dengan cara yang begitu romantis. Wajahku benar-benar merona ketika aku menyadari sebuket mawar yag sangat besar disodorkan padaku. Pantas saja begitu aku tiba di tempat ini aku mencium aroma mawar yang tajam.
“Ini untukku?” tanyaku tersipu malu. Semburat merah pastinya menghiasi kedua pipiku.
Ini adalah pertama kalinya aku mendapatkan sebuket bunga super indah dari seorang pria. Selama aku mengejar Ezuki, jangankan mendapat setangkai bunga, ditawari air minum pun tidak sama sekali. Padahal mengejar seseorang yang tidak peka seperti Ezuki benar-benar menguras tenaga dan sangat melelahkan. Aku dan Ezuki tak ubahnya seperti orang yang sedang bermain petak umpet.
“Ya,” jawab kak Saguru sambil tersenyum manis. Senyuman manis yang membuat mataku semakin silau. Padahal penampilan kak Saguru saja sudah begitu bersinar dengan rambut kuning terang dan mata biru langitnya tanpa harus repot-repot menyunggingkan senyum manis nan menawan.
“Ini untukmu,” katanya seraya mengulurkan buket mawar merah itu lebih dekat padaku.
“Terima kasih,” balasku semakin tersipu malu. Aku menerima buket mawar itu dengan bahagia. Ternyata menerima buket bunga dari seseorang itu sangat menyenangkan. Terlebih lagi yang memberikan buket bunga itu adalah seorang pria tampan. Aku seperti mendapat rejeki nomplok.
“Chimo?” panggil kak Saguru lembut. Tangannya meraih tangan kananku dan menggenggamnya dengan erat. Aku bahkan bisa merasakan betapa hangat dan lembutnya tangan kak Saguru. Diperlakukan bak Princess seperti ini membuat pikiranku semakin melanglang buana. Dengan mata berbinar penuh harap, aku menatap kak Saguru.
Jangan-jangan aku mau dilamar. Jadi, ternyata jodohku adalah seseorang berzodiak Virgo. Batinku girang dan berteriak hore. Aku sudah tidak sabar untuk segera melempar kartu undangan ke wajah datar Ezuki.
“Maukah kamu....”
Kak Saguru menghentikan perkataannya dan mata biru aquamarine-nya menatapku lekat. Tatapan kami seolah tidak terputus. Jantungku berdetak semakin cepat menunggu kak Saguru melanjutkan perkataannya. Aku benar-benar tidak menyangka kalau aku akan dilamar secepat ini. Apa setelah ini kak Saguru akan langsung mengajakku untuk melakukan fitting gaun pengantin?