The Zodiac Of Love

Cherry Sakura
Chapter #6

Aquarius Boy

“Apa ini?” tanyaku bingung.

Tentu aku masih ingat dengan keinginanku untuk kencan bersama dengan kak Hibiki yang berzodiakkan Aquarius. Tapi, aku tidak ingat kalau aku ingin membaca buku sebanyak tumpukan buku yang saat ini ada di tanganku. Seumur hidup, baru kali ini aku membawa begitu banyak buku bacaan. Bahkan aku sampai tidak bisa melihat apa yang ada di hadapanku saking banyaknya buku yang kubawa. Daripada disebut akan berkencan dengan kekasih hati, aku justru seperti orang yang akan melakukan seminar dengan dosen pembimbing.

“Sebentar lagi kamu ujian, kan?” tanya seorang pria dengan rambut berwarna kuning cerah bak bunga matahari dan bola mata sebiru langit. Sosok yang kuyakini sebagai orang bernama Hibiki Asakura.

Kak Hibiki sangat terobsesi dengan ilmu Farmakologi dan Anatomi Fisiologi. Pantas saja aku tidak familiar dengan judul-judul buku yang kubawa. Ini semua buku favorite kak Hibiki yang tidak akan mampu ditampung oleh otakku yang pas-pasan, otak yang hanya tahu cara untuk bersenang-senang bukannya menghafal istilah-istilah.

“Lebih baik kita berkencan di sini sambil membaca buku,” ajak kak Hibiki sambil membuka buku tebal yang dari wujudnya saja sudah berhasil membuat otakku serasa memuai. 

“Kenapa ekspresi wajahmu seperti itu? Apa kamu merasa bosan?” tanya kak Hibiki datar sedatar es balok.

“Ah. Ti... tidak," jawabku terbata-bata.

"Eh?" Aku mengerjapkan mataku tidak percaya. Hibiki Asakura yang tergila-gila dengan ilmu Farmakologi dan Anatomi Fisiologi memang bukan rahasia lagi, tapi buku macam apa yang terselip di antara buku-buku berbahasa planet yang berhasil membuat otakku mengepul?

"Buku primbon?" tanyaku lamat-lamat. Tanganku membolak-balik buku berisi ramalan yang sangat tidak cocok untuk tipikal orang seperti kak Hibiki. Masa, sih, orang pintar seperti kak Hibiki percaya dengan yang namanya ramalan? Tampang kak Hibiki dan buku itu benar-benar tidak sinkron satu sama lain.

"Kadang-kadang aku penasaran bagaimana cara menyantet orang lain," cetus kak Hibiki tiba-tiba. "Aku benar-benar penasaran dengan cara kerja santet di tubuh manusia. Bagaimana bisa seseorang memuntahkan jarum dari mulutnya?"

Mulutku ternganga lebar dengan tubuh bergidik ngeri. Masa orang yang selalu berpikir kritis seperti kak Hibiki penasaran cara mengirim santet kepada orang lain? Ilmu medis dan ilmu hitam, kan, dua ilmu yang tidak mungkin saling bersinggungan.

Dengan lamat-lamat aku menggeser kursi tempatku duduk agar tercipta jarak di antara aku dan kak Hibiki. Otakku tiba-tiba memberikan tanda SOS dan sinyal bahaya mengepul. Kalau hubunganku dan kak Hibiki tidak berjalan dengan baik, ada kemungkinan kak Hibiki mengirimkan santet untukku.

Lihat selengkapnya