The Zodiac Of Love

Cherry Sakura
Chapter #7

Leo Boy

“Lho? Ini di mana?” tanyaku bingung. 

Kepalaku menoleh ke kiri dan kanan dengan mata mengedari seluruh ruangan tempatku berdiri. Aku tidak pernah datang ke tempat asing ini, tapi tempatku berada sekarang benar-benar berhasil membuat mata mengantukku tadi menjadi full baterai. Aku sama sekali tidak merasa mengantuk begitu tiba di ruangan dengan nuansa serba putih yang sukses membuat mataku melek.

“Ruangan ini indah sekali dan penuh dengan barang-barang mewah. Tidak salah lagi, ini pasti kediaman kak Servi,” teriakku yakin sekaligus juga terkagum-kagum.

Apakah hari di mana impianku menjadi nyonya muda akan terlaksana hari ini? Tapi, ini adalah kak Servi. Itu artinya aku bukan hanya sekedar menjadi nyonya muda, melainkan seorang ratu dalam kerajaan Shinozaki.

Mata coklat terangku kembali mengedari seluruh ruangan. Nuansa serba putih dipadukan dengan warna emas membuatku seperti sedang berada di dalam sebuah istana dan akulah yang menjadi sang ratu. Mungkin seperti ini rasanya menjadi tokoh utama wanita dalam cerita isekai.

Lampu kristal super besar yang ada di langit-langit tampak begitu berkilauan. Belum lagi ditambah dengan sofa yang tampaknya sangat nyaman untuk ditiduri. Dan bunga segar yang ada di atas meja membuatku meneguk air liur dengan susah payah. Itu sebuket Juliet Rose yang saking mahalnya bisa ditukar dengan beberapa rumah mewah.

"Kak Servi, untuk apa kamu membuang uangmu dengan membeli bunga yang bisa layu dan kering?" ratapku sedih. "Uang sebanyak itu, kan, bisa dipakai untuk membangun panti asuhan atau panti jompo," sesalku. Bukan uangku yang melayang, tapi hatiku yang terasa sakit.

Aku tahu kalau kak Servi adalah orang yang sangat kaya, tapi melihat kenyataan di depan mata seperti ini tetap saja membuatku berdecak kagum dan aku nyaris meneteskan air liur. Sekali lagi kukatakan kalau Servi Shinozaki benar-benar orang yang sangat kaya. Jiwa materialistisku mendadak bergejolak.

“Hm?”

Aku tersentak kaget ketika mendengar seseorang berdehem di belakangku. Dan ketika aku menolehkan kepalaku....

Crooots.

“Akh.”

Aku mimisan, saudara-saudara. Mimisan dengan sangat tidak elegant sehingga membuatku ingin menghilang detik itu juga. Aku ingin memutar kembali waktu dan mempersiapkan diriku untuk bersikap lebih anggun.

Lihat selengkapnya