~Jakarta, waktu setempat
Third pov~
Kicauan burung menyambut datangnya sang dewi surya. Jakarta merupakan kota dengan populasi penduduk terbanyak di negeri ini. Banyak bukan warga asli datang merantau ke mari demi memperjuangkan sesuap nasi bagi keluarga mereka dikampung. Menjadi perantauan dengan peruntungan bisa merubah nasib keluarga, mereka datang bermodal nekat.
Ini merupakan pagi pertama bagi Thea Lisette seorang agent rahasia yang bekerja dibawah pemerintah. Sebagai seorang anggota interpol, gadis berkulit pucat itu memiliki track record yang mengesankan. Semua catatannya berhasil disapu bersih tanpa kesalahan minor yang berarti. Karena kemahiran & berdasarkan pengalamannya selama ini maka tak heran bila dia sering dipercaya oleh atasannya untuk bekerja sama dengan agent dari negara lain demi memecahkan suatu misi.
Thea sering terlibat dalam misi yang bersiko tinggi. Seperti waktu penyergapan gembong teroris jaringan Bryan kala itu, Thea bergabung dalam pasukan khusus untuk mematikan pergerakan kelompok tersebut. Tidak semua rencana berjalan sempurna, buktinya mereka berhasil menumpas habis jaringan Bryan namun mereka tidak bisa pulang dengan keadaan selamat.
Pekerjaan beresiko tinggi seperti ini hanya diambil oleh orang-orang yang bosan hidup. Seperti Thea, si gadis itu benar-benar tidak sayang nyawa. Beruntungnya dia hanya mengalami luka goresan senjata api di bagian pelipisnya, sedangkan beberapa rekannya ada yang mengalami cedera berat.
Setelah misi terakhirnya, kali ini Thea kembali ke Jakarta untuk menerima misi berikutnya setelah dia pulang dari masa libur panjang. Liburan kemarin gadis itu habiskan untuk menemui keluarga kecilnya di Kota Purbalingga. Sebuah kampung halaman yang sangat dia benci sekaligus dia rindukan. Bagaimana tidak?. Selama masa kecilnya di Purbalingga dia sering mendapatkan perlakuan diskriminasi yang membuatnya tumbuh menjadi gadis dingin tak berperasaan. Tindakan diskriminasi dan cemoohan baik di lingkungan sekolahnya maupun lingkungan rumahnya perlahan mengeraskan hati gadis berparas ayu tersebut.
~Flash back~
Masa lalunya yang pahit bahkan sempat membuat Thea kecil berfikir untuk mengakhiri hidupnya. Beruntungnya disaat titik terendah dalam hidupnya tiba-tiba kala itu Thea remaja setelah pulang sekolah, tiba-tiba di kediamannya kedatangan tamu tak diundang. Yaitu sekelompok orang berseragam khusus & bersenjata lengkap, mereka juga menggunakan pelindung wajah & datang menggunakan mobil Mercedes-Benz ML500 Guard berwarna hitam.
Dengan paksa mereka menggeledah gubuk kecil tersebut untu mencari apa yang mereka inginkan. Bahkan tak segan mereka mengobrak-abrik isian rumah tersebut. Kedatangan mereka sangat membuat heboh di siang hari kala itu. Orang-orang tersebut tanpa ragu menyodongkan senjata kepada warga sipil yang berniat kabur atau hanya sekedar mengambil ponsel mereka untuk merekam kejadian mengejutkan tersebut. Hal ini membuat warga sekitar tidak bisa berkutik & merasa ketakutan.
"Kami dari interpol kalian tidak perlu merasa cemas. Mohon maaf sebelumnya jika tindakan kami tergolong kasar tetapi memang beginilah prosedur kerja kami." ucap petugas A beliau membuka pelindung wajahnya agar bisa berkomunikasi dengan lancar.
"Maaf pak ini ada apa ya?. Tiba-tiba kalian datang & menggeledah rumah kami?. Memangnya kami ini salah apa Pak?. Kami bukanlah pembunuh ataupun kriminal!?." bentak ayah Thea karena selaku kepala keluarga kehadirannya tidak dihiraukan oleh mereka.
"Jadi, kami kemari hanya untuk menjemput putri bapak yang sangat berbakat. Selama ini diam-diam kami memperhatikan kesehariannya & benar saja, dialah yang kami cari selama ini."
"Siapa, Thea!?. Jangan bercanda, kalian selama ini menguntitnya?. Dan tadi kau bilang apa, berbakat?. Apa maksudmu, dia hanyalah remaja biasa yang kesehariannya adalah bersekolah & bermain. Kami ini orang tuanya jadi kami lebih paham dengan kesehariannya selama ini."
"Cihh~tidak, anda semua tidaklah mengerti seberapa hebatnya kemampuan putri Bapak. Kurasa kami tidak perlu berlama-lama disini, kami datang untuk mencari sesuatu dan..."