“Aaarrrgghhh!”
Astaga, ini sungguh memalukan, namun, huff …, harus diakui, teriakan memekakan telinga itu berasal dari kerongkongan Max.
Pada umumnya seorang pria, apalagi yang usia dewasa seperti Max, tidak akan berteriak seperti itu. Lagipula, mau di taruh di mana wajahnya, bila ada yang mendapati seorang pemberani sepertinya (yang konon tak takut apapun bahkan hantu sekalipun), tiba-tiba memekik seperti anak perempuan.
Padahal awalnya semua terlihat baik-baik saja. Max bersyukur saat terbangun di unit gawat darurat sebuah rumah sakit. Setelah kecelakaan sial itu, Max bahkan mengira bila hidupnya sudah berakhir. Harap maklum, semuanya terjadi dengan sangat cepat, bahkan, hanya untuk mengucap sedikit doa saja ia tidak sempat.
Namun, sepertinya nasib masih berbaik hati padanya. Pria itu terbangun, tanpa kekurangan sesuatu apapun. Tidak ada luka parah yang membahayakan jiwa, hanya sedikit benjolan di dahi, dan luka-luka lecet tak berarti yang menghiasi lutut, betis, serta lengan sikunya.
Beruntung bagi Max, namun sial bagi semua, bukan? Kita semua tahu bagaimana bejatnya pria itu, namun sepertinya si penipu brengsek sepertinya masih diberi kesempatan. Ckckck, bagaimana mungkin dengan segala yang telah dilakukannya, nasib seolah masih berbaik hati padanya? Di manakah ganjaran yang pantas diterimanya?
Silahkan saja. Semua boleh bertanya pertanyaan apapun, tapi … tolong, jangan tanyakan kepada Yang Mahakuasa, mengapa Ia seolah bertindak tidak adil. Karena percayalah, Dia Yang Maha Pemurah itu sudah memiliki pertimbangan tersendiri, dan, ehm … tentu saja Ia tidak akan membiarkan Max lolos dari karma perbuatannya. Percaya atau tidak, saat malam itu juga, Tuhan memberkati Max dengan sedikit kejutan.
Memang awalnya, semua terasa baik-baik saja. Setelah sempat tak sadarkan diri, pria itu berhasil bangun dari mimpi pekatnya. Ia bahkan sempat berbincang dengan suster dan juga polisi yang menanyai beberapa keterangan. Ia bahkan sudah melihat foto helm dan motornya yang ternyata masih utuh walau terhempas ke sisi jalan karena terserempet truk besar. Untuk sementara, hatinya lega. Baik dirinya, maupun motor kesayangan, semua selamat dari kecelakaan naas, tapi sayangnya perasaan itu tidak bertahan lama.
Pada bangsal rumah sakit, saat matanya iseng melirik ke sudut sana, pada arah keributan yang terjadi di bilik sebelah. Pemandangan seorang pasien yang dikerubungi dokter karena kondisinya yang tidak stabil, Max dapat melihat … apa yang tidak terlihat di mata manusia pada umumnya. Yup! Itulah asal muasal dimana teriakan Max berasal.
“Arrrggghhhhh!”
Siapa yang tidak terkejut? Akhirnya paranormal gadungan kesayangan kita mendapat ilmu nyata yang cocok dengan pekerjaannya. Tiba-tiba saja, kedua biji matanya dapat melihat sosok berwarna putih transparan yang tiba-tiba keluar dari tubuh seorang manusia. Wajahnya putih pucat, dan walaupun tidak terlihat menyeramkan seperti monster, namun tetap saja membuat bulu kuduk berdiri.
“Ada apa, Pak?” tanya seorang suster perawat yang datang dan melihat keadaan Max. Dengan teriakan seperti itu, sudah pasti semua orang mengkhawatirkan kesehatannya. Mungkin saja benturan di kepala membuat otaknya sedikit geser, entah lebih ke kiri atau ke kanan.
“Ahahaha, t-tidak ada apa-apa, Sus,” jawab Max dengan bercucuran keringat. Mukanya mulai memucat, hampir menyerupai warna makhluk yang muncul di penglihatannya. “I-iya, tidak apa-apa.” Dipenjamkan mata rapat-rapat, lalu digelengkannya kepala berulang-ulang. Sedikit berharap ini hanya imaginasinya belaka.
“Sial, apa itu? Halusinasi kah?”
Dengan seluruh tenaga dan kemampuannya, Max berusaha untuk melupakan rupa makhluk yang baru saja muncul di depan kedua mata.
“Hahaha, iya, pasti cuma khayalan! Sosok itu tidak ada! Kamu salah lihat! Ya, ya! Tenang dulu, Max, tenang ….
Apa yang dilihatnya barusan itu … tidak mungkin, bukan? Hahaha, iya! Mustahil jika Max melihat hantu, kan? Ya, sudah pasti tidak mungkin! Lagipula … apa itu hantu? Bukankah selama ini Max sudah sepakat, bila arwah, ataupun makhluk-makhluk halus semacam itu hanya muncul di cerita karangan manusia yang digunakan untuk tujuan tertentu, seperti menakut-nakuti anak kecil, atau ehm … tentu saja demi cari cuan. Ya, hantu adalah mitos! Makhluk tak nyata yang setara dengan peri, mermaid dan unicorn. Tidak mungkin! Tidak ada hantu di dunia ini!
Demikianlah penyangkalan diri sempurna untuk kejadian di luar akal sehat. Senyata apapun sosok itu muncul, Max berjanji, dia tidak akan memercayainya. Yup, tidak akan! Max menarik nafas panjang. Ia mengumpulkan semua keberanian untuk membuka mata kembali dan ….
“AAAARRRGGGGHH!”
Hampir saja jantung Max melipir, kabur dari rongga dadanya. Sosok putih yang tadi berdiri, oops … melayang cukup jauh darinya, kini muncul tepat di depan mata. Max boleh merayakan kesialannya, namun sayangnya bukan hanya dia yang merasa demikian. Sama seperti Max, arwah itu juga terkejut, sepertinya ia juga tidak percaya jika Max dapat menyadari keberadaannya.
“Pak, Pak? Apa Bapak benar-benar tidak apa-apa?” sahut suster mengganggu momen pertemuan kedua makhluk ini. Wajahnya khawatir, mungkin saja ia mulai berpikir bila Max mengalami gangguan spesifik yang diakibatkan dari kecelakaan.