Tiga hari berlalu. Sharon tak kunjung pulang. Telfon dari Daniel pun tak pernah diangkat. Fred sempat membantu mencarinya kemaren. Bertanya kepada rekan-rekan di kantornya. Dan juga pergi ke tempat-tempat favorit Sharon jika hari libur tiba. Namun, hasilnya tetap nihil. Seolah, pertemuannya dengan Sharon dua hari lalu adalah yang terakhir kalinya. Sebelum Sharon menghilang.
Hudan duduk bersebelahan dengan kawannya yang masih berusaha menghubungi nomor kakaknya.
"Bagaimana jika kita mencarinya di luar kota ini, El." Hudan memberi usulan.
Daniel terdiam sesaat, merenung.
"Bagaimana cara kita mencarinya?"
"Kita bisa gunakan foto itu dan bertanya kepada setiap orang yang kita jumpai. Mungkin mereka pernah melihatnya." Hudan menjelaskan, menunjuk foto Sharon di dinding.
"Itu ide bagus. Kita bergerak sekarang?" Daniel beranjak dari duduknya, tak mau membuang waktu terlalu lama. Ia sudah benar-benar khawatir.
Hudan membuka bingkai foto ukuran 30 cm² itu. Karena di rumah ini ada printer, Hudan mencopy dan menggandakan foto itu menjadi beberapa. Kemudian ia masukkan kedalam ransel. Sementara Daniel menghubungi pihak kepolisian. Meminta bantuan agar melacak keberadaan kakaknya melalui nomer ponselnya.
Setelah semua siap, mereka segera berangkat. Dua pemuda itu beriringan berjalan keluar rumah.
Fred yang melihat mereka berdua keluar rumah, segera menghampiri.
"Kalian mau kemana?"
"Aku akan mencari kakakku, Fred. Aku titipkan rumah ini untuk sementara waktu." Daniel memperbaiki posisi ransel, mengenakan topi.
Fred menghela nafas. Ia turut prihatin. Bagaimana pun, Sharon adalah sahabatnya, dia wanita baik dan menyenangkan. Tiga hari tak ada kabar tentang dirinya, tentu mebuat Fred juga merasa kehilangan.
"Aku ikut." Kata Fred setelah sejenak berfikir.
Daniel tak segera menjawab. Arah matanya tertuju ke wanita di belakang Fred. "Bagaimana dengan istrimu?"
"Anne tak keberatan. Ia akan tetap di rumahnya bersama putri kecilku." Fred meyakinkan.
"Baiklah, maaf jika malah merepotkan anda."
Fred mengajak mereka menuju garasi. Ia mengeluarkan mobil SUV dari garasinya. Satu-satunya kendaraan yang ia miliki.
"Kita akan lebih cepat mencarinya dengan ini." Fred berisyarat agar mereka bergegas.
Hudan dan Daniel segera masuk. Daniel duduk di depan, di sebelah Fred. Sementara Hudan duduk di tengah sendiri. Ia menyiapkan foto-foto dari ransel.
Tak lama setelah itu, mobil perlahan bergerak keluar area perumahan. Kemudian melesat membelah jalanan kota yang mulai sepi.
"Bagaimana dengan pekerjaan anda?" Daniel membuka obrolan ketika mobil mulai berjalan lebih cepat.
"Aku ambil cuti untuk beberapa hari kedepan." Fred tetap fokus memerhatikan jalan.