Rumah besar itu layaknya seperti gedung. Berlantai 6 dengan luas tanah lebih dari satu hektar. Gerbang tinggi menjulang. Ada beberapa mobil mewah terparkir di halam. Dan Thom baru saja memarkirkan mobilnya diantar beberapa mobil-mobil mewah yang lain. Kemudian ia berjalan tergesa masuk ke rumah. Dua orang penjaga langsung mempersilahkan begitu melihat wajah tuan muda mereka. Terus berjalan menuju lift di sebelah tangga mewah melingkar. Masuk ke dalam lift, menekan angka 6.
Tiba di lantai 6, pintu lift terbuka. Dari sana segera terlihat ruang persegi empat dengan dinding terbuat dari kaca mengelilingi ruang kerja super mewah itu. Kaca tebal dan kedap terhadap segala serangan. Bahkan pluru sineper pun tak akan mampu menembusnya. Thom masuk ke dalam ruang kaca itu, pintu terbuka otomatis.
Ha Jon memutar kursinya begitu mendengar Thom menyapa.
"Mendekati lah, nak."
Thom lebih mendekat lagi. Hanya meja kerja Ha Jon sebagai sekat antara mereka.
"Dalam kesuksesan sebuah perusahaan tak lepas dari banyaknya serangan dari pihak lain." Ha Jon, pria paruh baya dengan wajah tegas berwibawa itu memperbaiki posisi duduknya. Mulai berbicara.
"Akhir-akhir ini aku mendengar kabar jika perusahaan sebelah, perusahaan milik keluarga besar Young Ju bangkrut, kalah saing dengan prodak baru dari perusaahmu yang berjalan pesat di Meksiko dan Texas, Thom. Kamu harus berhati-hati. Jika lengah sedikit saja, mereka tak akan segan-segan melakukan cara apapun untuk mendapatkan lagi tempat dari perusahaannya. Tiga tahun yang lalu, bahkan mereka mengirim pembunuh bayaran." Suara berat Ha Jon menggantung di langit-langit ruang kaca itu.
Thom mencerna kalimat ayahnya.
Benar apa yang di bilang ayahnya soal pembunuh bayaran yang dikirim keluarga besar Young Ju kepada keluarga Kim Won saat kalah bersaing. Demi menggulingkan perusahaan Kim Won dan mendapatkan kembali tempat dari perusahaannya. Mereka selalu menghalalkan segala. Bahakan terkadang, secara sembunyi-sembunyi mereka berinvestasi dan menanam saham ke berbagai perusahaan ilegal. Jelas itu adalah sebuah kejahatan. Sama saja mereka menyetujui pengedaran obat-obatan terlarang dan bahkan mendukungnya. Banyak hal buruk dibalik kerja sama mereka.
"Beberapa orang juga membocorkan rahasia mereka kepadaku. Tentang rencana menggulingan perusahaanmu, Thom. Boleh jadi, mereka sudah mengirimkan beberapa pembunuh bayaran yang sedang mengintaimu. Kau harus benar-benar siap dan berhati-hati. Dalam catatan pembunuhan, para pembunuh bayaran yang dikirim bukanlah orang-orang yang bisa di remehkan. Bahkan satu dari mereka bisa membunuh ratusan tukang pukul milikmu."
Thom mengangguk. Kalimat ayahnya tak sedikitpun terdengar main-main. Ini benar-benar hal gawat yang tak bisa dipandang sebelah mata.
"Apa yang harus kulakukan."
Ha Jon meraih ponselnya, menghubungi seseorang. Tak lama kemudian, seseorang pria berusia sekitar 40 tahun berwajah khas Asia tenggara masuk ke dalam ruang kaca. Sebenarnya, lelaki itu sudah ada dalam gedung Ha Jon. Ia termasuk pengawal setianya. Bekerja dengan Ha Jon sudah lebih dari 5 tahun terakhir. Badannya tidak terlalu tinggi, dan terkesan biasa saja. Tidak kekar berotot. Meski begitu, ketika mengenakan jaket kulit berwarna coklat. Ia tampak kokoh dan kuat.
"Dia akan membantumu. Mengawalmu kapanpun kau membutuhkannya. Meski begitu, jangan pernah remehkan kekuatannya. Dia pria yang bisa diandalkan." Ha Jon tersenyum tipis.
Sejenak Thom menoleh, memerhatikan lelaki itu. Kemudian kembali ke arah ayahnya, mengagguk.
Pertemuan itu berakhir menjelang sore. Ha Jon mengajak Thom ke beberapa tempat penting. Mengajarkannya tentang banyak hal. Juga membahas acara besar nanti malam. Yang akan di selenggarakan di gedung Zeus di jalur protokol ibu kota Seoul. Tepat jam 21.00 malam nanti.