Hotel Zeus menjulang tinggi. Ada sekitar 50 lantai. Bangunan itu terlihat megah diantara bangunan di sisi kanan dan kirinya. Ada puluhan bodyguard di paviliun, lobi dan di sekitar pintu masuk. Mereka mengenakan jas hitam, memakai alat komunikasi yang terpasang di telinga. Mereka harus selalu terhubung satu sama lain agar tidak ada satu pun gangguan di pesta besar malam ini. Boleh dibilang, para bodyguard itulah jantung dari berjalannya acara sampai selesai.
Mobil masrati merah marun perlahan mulai masuk ke area Hotel. Maria mendongak, memerhatikan kemewahan Hotel tinggi menjulang itu. Sementara Thom tetap fokus memerhatikan sekitar. Armand bilang, dia menunggunya di lobi.
Mobil itu berhenti persis di depan lobi. Dua orang bodyguard segera membukakan pintu mobil, menyambut kedatangan tuan muda. Thom dan Maria beranjak keluar. Para bodyguard dan beberapa orang yang baru saja datang sejenak memerhatikan Thom dan Maria yang sudah berjalan beriringan. Mulai masuk kedalam Hotel. Tak lepas dari itu, beberapa wartawan sempat mengambil gambar pasangan muda itu. Tentu itu akan menjadi bahan menarik bagi tulisan-tulisan mereka yang akan di terbitkan dalam surat kabar. Seperti koran, majalah dan bahkan berita di salah satu stasiun televisi lokal.
Maria hanya diam ketika para wartawan itu menanyakan hubungannya dengan tuan muda pemilik bisnis dan penanam saham terbesar di Korea Selatan. Ia lebih banyak mengedipkan matanya karena silau cahaya flash dari kamera wartawan. Thom segera mengambil langkah lebih cepat, menarik lengan Maria.
Pesta besar itu di selenggarakan di lantai 25. Mereka harus naik lift untuk tiba di sana. Thom berjumpa dengan pengawal setianya di depan lift. Armand pun terlihat diantara mereka.
"Kami sudah sangat cemas sejak sore dan tuan juga belum memberi kabar." Cristian, pengawal setia Thom berkata lega di hadapan tuan mudanya.
Thom tersenyum, menepuk bahu Cristian. Pria Meksiko itu sudah hampir 3 tahun menjadi pengawal setianya. Ia sudah menganggapnya seperti kakak. Cristian lah yang paling mengerti dan paling peduli dengannya. Dan karena ingin pergi berdua dengan Maria ke rumah nenek Naya, terpaksa Cristian harus tinggal di apartemen. Dan itu cukup membuat Cristian cemas sepanjang hari.
"Astaga! Wanita ini yang paling cantik selama aku melihat beberapa orang cantik saat hendak ke atas menggunakan lift ini. Maria benar-benar sempurna." Lanjut Cristian saat pandangan matanya beralih ke gadis cantik di sebelah Thom.
"Sebaiknya kita segera ke atas, tuan." Armand, pria berkulit cokelat sawo matang itu sudah menekan tombol open lift, mengajak untuk segera bergegas.
Thom dan Maria segera masuk. Cristian ikut di belakang, memicingkan matanya kearah Arman saat berjalan melewatinya. Jelas Cristian tak begitu suka dengan pengawal baru Thom yang berasal dari Asia tenggara itu. Dia merasa bahwa dirinya tetap menjadi seniornya.
Tiba di lantai 25, nuansa pesta yang megah nan mewah segera terasa. Meja-meja panjang yang di penuhi dengan makanan lezat terbentang. Minuman mewah, tuak dan beberapa minuman bermerek juga tersedia di mana-mana. Semua bebas menyantapnya.
Di ujung, tempatnya di atas podium setinggi hanya setengah meter. Lelaki berusia 54 tahun berwajah tegas berwibawa sudah berdiri di belakang stand microfon. Kemudian mengetuknya beberapa kali dengan ujung jari, memastikan jika microfon sudah menyala. Kontan membuat semua hadirin terdiam sesaat. Thom dan Maria terus melangkah ke depan. Dari tempatnya melangkah, Ha Jon yang berdiri di atas panggung sudah bisa melihat jelas putranya dan wanita cantik di sebelahnya.
Kemudian Ha Jon menyampaikan soal maksud dari pesta ini. Tentang bisnis, produk baru, pemimpin-pemimpin baru, anggota yang baru bergabung dari berbagai negeri dan hal penting lainnya yang harus disampaikan dalam acara ini. Sesekali terdengar gelak tawa dalam pesta, berseru kompak dan bertepuk tangan.
"Para hadirin yang saya hormati. Pesata di malam ini sebenarnya dikhususkan untuk perayaan kesuksesan putraku. Sampai sejauh ini, dia dengan baik mengelola dan memimpin perusahaannya hingga menjadi salah satu yang meraih kesuksesan. Maka, atas rasa syukur dan gembira hati saya, kurayakanlah kesuksesannya dengan pesta ini. Kuharap kedepannya nanti, perusahaan puteraku bisa lebih baik lagi dan juga bisa menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan lainya."
Kalimat-kalimat Ha Jon sekali lagi disambut meriha tepuk tangan dari para hadirin. Kemudian Ha Jon meminta Thom naik ke podium, untuk memberikan sambutan. Thom dan Maria bergegas naik ke panggung. Mengucapkan beberapa patah kata sebagai sambutan dan ucapan terimakasih kepada ayah dan ibundanya, serta semua para hadirin juga kepada Cristian si pengawal setianya. Dan terakhir, ia berbalik badan, menghadap ke Maria di sebelahnya. Meraih kedua tangang Maria, mengangkatnya. Kontan membuat semuanya bersorak sorai. Ayah dan ibunya pun ikut tersenyum.
Namun, disaat semuanya lengah, masih melepas tawa bahagia, tak ada yang berfikir soal hal buruk yang sedang mengintai mereka, sebutri timah panas melesat, mendesing menembus hiasan-hiasan dekorasi, bunga-bunga, terus melesat hingga akhirnya menembus bahu Thom dari arah kanan atas, Thom terpental beberapa langkah ke belakang. Sontak membuat seluruh para hadirin berteriak histeris, menunduk bersembunyi di bawah meja. Dan tak lama setelah itu, puluhan bahkan ratusan peluru mendesing membuat gelas-gelas dan piring berguguran. Para bodyguard juga ikut melepas beberapa tembakan. Sementara Armand dan Cristian segera mengamankan keluarga Thom. Mereka beringsut mundur di balik panggung. Terus berjalan menuruni anak tangga. Thom yang tertembak tetap ikut berjalan patah-patah, sambil memegangi bahunya yang terluka. Maria berseru panik.