LOVE IS KILLING ME

Risa Nova Rheincya
Chapter #7

Chapter 5 : Langkah Pendekatan Ala Edwin

Siang nan terik ini sepulang kuliah, Kayla langsung menuju parkiran. Dia hendak mencari kunci mobil yang tak ditemukan sedari pagi tadi. Ia baru menyadari kunci mobilnya tak ada, justru saat berada di ruang kuliahnya. Dia jadi kasak kusuk mondar mandir sana sini mencari kuncinya, namun tak jua bertemu. Lalu ia melihat setangkai bunga mawar merah dijepitkan pada wiper mobilnya. Kayla jadi tersenyum sendiri. Siapa yang menyelipkan bunga indah ini? Tanyanya dalam hati. Diambilnya bunga tersebut dan hendak menciumi keharumannya.

Tiba-tiba terdengar suara siulan seorang pria. Kayla memalingkan wajahnya. Matanya lantas membelalak kaget, kala melihat Edwin berdiri dengan senyum manisnya. Tak jauh dari tempatnya berada. Tangan kanannya diangkat ke atas, memperlihatkan kunci mobil Kayla yang barusan hilang. Kayla lekas menujunya.

“Kamu rupanya yang ngambil kunci mobilku.“ tuduh Kayla. Dia hendak mengambil kunci itu. Namun tangan kanan Edwin telah berpindah kebelakang punggungnya.

“Maen nuduh aja.“balas Edwin. “Barusan aku menemukannya tergantung dalam mobilmu. Untung aku yang menemukannya. Bila tidak, pasti mobilmu akan dicuri orang. “

Kayla diam ditempatnya. Kenapa dia amat pelupa hari ini? Untung Edwin selamatkan kuncinya. Bila tidak...mobilnya bisa dilarikan orang lain.

“Kamu suka bunga itu?“ tanya Edwin kemudian. Menatap tangan Kayla yang masih memegangi setangkai kembang.

Kayla lekas menggeleng. Bergegas meletakkan bunga itu kembali ketempatnya semula. Dijepit di wiper mobilnya.

“Kalau begitu...sepertinya kunci ini tak bakal kukembalikan.»ungkap Edwin.

“Kenapa begitu? “tanya Kayla bingung.

“Kamu gak suka bunga pemberianku.“

Kayla tertegun mendengarnya,“Aku suka bunga itu. Tapi bukan nyuri dari rumahku lagi, kan? “

Mata Edwin melotot, “Enak aja menuduhku mencuri. Baru juga sekali memetik bungamu.“jawab Edwin, “Bunga ini sengaja kubeli khusus, buatmu. “

“Ohh...begitu.“ Kayla segera mengambil bunga itu kembali, “Bunganya kuterima. Kunciku juga balikin dong, ganteng. “pinta Kayla manja.

“Mau nyoba merayuku, ya?“ tanya Edwin tertawa, lalu menggelengkan kepalanya, “Gak bakalah mempan, sayang. “

“Lalu kamu mau apa?“tanya Kayla lagi.

“Aku belum memaafkanmu. Juga sekalian hendak menyerahkan kunci ini. Syaratnya hanya satu. Temani aku makan siang. Perutku laper.“

“Tapi aku udah kenyang.“ jawab Kayla.

Namun mata Kayla membelalak kaget, kala perutnya justru tak bisa diajak kompromi. Malah berbunyi di hadapan Edwin. Sial. Edwin terbahak dihadapannya.

Lihat selengkapnya