Jam tujuh pagi, Edwin telah tiba di depan rumah Kayla. Lengkap dengan pakaian kerjanya yang amat necis. Ibu mempersilahkannya duduk. Sementara Nugraha dan Antoni telah berangkat kerja lebih dulu.
Senyumnya mengembang, kala melihat Kayla. Mengantarkannya hingga kedalam kampusnya. Namun Kayla justru minta diantarkan hingga parkiran mobilnya kemaren sore. Sesampainya di parkiran, Kayla segera mencari mobilnya. Namun mobilnya telah tak ada ditempatnya berada. Edwin berjalan mendekatinya.
"Mobilku dimana Ed?" tanya Kayla, saat Edwin telah berdiri disisinya.
"Mobilmu ada dirumahku." jawab Edwin.
Kayla terkejut mendengarnya,"Kenapa?"
"Karna aku yang akan mengantarkanmu kuliah. Juga kemanapun kamu akan pergi. Aku siap menjadi sopir pribadimu."
Kayla makin terkejut, "Jangan begitu. Kamu itu seorang CEO. Masak CEO perusahaan besar akan mengantarkanku kemanapun aku pergi. Perjalananku tiap harinya amat padat. Akan menganggu kerjamu nantinya." tolak Kayla.
"Tapi aku mau melakukannya untukmu. Aku bisa mengatur waktuku."
"Tapi kenapa harus begitu?"
Edwin menekuri ujung sepatunya sembari menarik nafas sejenak,
"Karna mulai saat ini...akulah yang paling bertanggung jawab padamu." Edwin berhenti sejenak, "Karna aku...calon tunanganmu."
Kayla terperangah mendengarnya.
"Kamu gak salah bukan? Kita kan baru saja saling mengenal."
"Memang benar kita baru saling mengenal. Tapi ini merupakan keinginan ayahku...juga ayahmu.» jawab Edwin berhenti kembali,"...Dan juga aku." lanjutnya.
Kayla tertegun mendengarnya. Dia menekur sejenak.
"Antarkan aku pulang Ed." pinta Kayla kemudian. Edwin mengengguk.
"Aku bisa pergi kemanapun sendirian. Kamu tak perlu bersusah payah mengantarkanku."
"Aku hanya ingin yakinkan keselamatanmu saja, Kay."
Kayla tertegun mendengarnya,"Keselamatanku? Ada maksudmu sebenarnya?"
Edwin menghela nafasnya kembali.
"Aku...belum bisa cerita padamu untuk saat ini. Tapi...izinkan aku untuk menjagamu. Jadi pengawal pribadimu...sepenuh hatiku.» pinta Edwin bersungguh-sungguh.
"Tapi..."
"Bulan depan kita akan bertunangan."
Kayla tertegun kembali, "Ed. Apa kamu bisa begitu? Tunangan dengan orang yang baru saja kamu kenal?"
"Aku telah lama mengenalmu?" jelas Edwin, "Sudah sebulan lebih aku menelitimu...dari balik pagar rumahmu."
Kayla terperangah mendengarnya, "Kamu...suka mengintipku?" tanya Kayla dengan tatapan polosnya nan lucu.
Edwin berusaha menahan tawanya,"Mengintip dalam tanda kutip."
"Artinya?"
"Artinya yaa...aku harus memastikan...bila hatiku benar-benar inginkanmu, sebelum melangkah lebih jauh." jelas Edwin, "Nanti setelah kita bertunangan...kita bisa saling mengenal lebih jauh lagi."
"Apa kamu...tak butuh cinta?" tanya Kayla mengejutkan.
Edwin tersenyum kecil, "Aku telah jatuh cinta, sejak pertama melihatmu. Kata orang-orang itu love at the first sight."
Edwin lantas menghentikan mobilnya ditepi jalan.
"Kamu mau jadi tunanganku?" tanya Edwin memastikan.
Kayla menundukkan wajahnya, "Beri aku waktu untuk menjawabmu." pinta Kayla.
"Berapa lama?"