Seketika Alexa terbangun dari tidurnya. Kepalanya serasa ingin pecah karena mimpi itu. Kesadarannya masih belum pulih, belum menyadari dimana dia berada. Dia menunduk menenangkan dirinya sambil memegangi kepalanya.
Ditatapnya selimut tersebut dan seakan sadar, dia langsung mendongak. Tempat yang besar dan tentu saja itu adalah sebuah kamar. Ini bukan kamarnya di istana. Dimana dia sekarang. Diedarkannya mata ke sekeliling berharap mendapatkan sesuatu. Balkon yang berada di sebelah kiri tempat tidurnya membuat dia segera beranjak dari ranjang.
Meskipun, kepalanya masih pusing tak menyurutkan tekadnya untuk mengetahui di mana dia berada. Ketika dia berdiri di balkon tanpa sadar mulutnya terbuka takjub. Di bawah sana terdapat sebuah taman yang indah. Kamar yang ditempati Alexa berada di lantai kedua membuatnya dapat melihat ke bawah.
Dahinya berkerut bingung ketika melihat di depan pagar hitam, ada sebuah benda persegi panjang yang bergerak dengan roda yang lebih kecil daripada gerobak di dunianya. Apa dia sedang bermimpi sekarang, ah mungkin ini hanya mimpi dalam mimpinya.
Alexa yang merasa asing terhadap semuanya, dia langsung masuk ke dalam kamar. Kembali dia menatap ke depan, sebuah benda persegi panjang berwarna hitam menarik perhatiannya. Perlahan dia mendekatinya seakan takut benda itu akan bergerak. Setelah merasa benda tersebut tidak bergerak sama sekali. Alexa mulai menyentuh atas benda tersebut dan tentu saja tidak ada respon sedikit pun. Ditatapnya benda tersebut kembali. Apa kegunaan benda itu sebenarnya, tidak mungkin hanya dijadikan sebagai hiasan saja, kan.
"Aisshhh, merepotkan sekali. Tapi aku ingin tahu apa benda ini," ucapnya pelan. Dan tanpa tahu apa yang diperbuatnya, dia menekan sebuah tombol yang tersedia berada di bawah benda tersebut. Tiba tiba saja benda itu mengeluarkan cahaya dan lama kelamaan mulai mengeluarkan suara.
Alexa yang kaget langsung terkesiap dan terjatuh ke sofa yang berada di belakang tubuhnya.
Ditatapnya benda hitam tersebut lalu suara itu berubah menjadi sosok mengerikan berbaju putih dengan tangan bersiap mencekiknya.
"AAAAAAAAAA," Teriak Alexa dengan keras. Kedua tangannya langsung menutupi matanya sendiri. Sungguh, 19 tahun hidup dia tidak pernah melihat wajah semengerikan itu. Wajah lawan lawannya pun tidak seburuk itu
Dari pintu, terdengar suara dorongan yang keras memaksa masuk. Alexa tidak berniat melihat keributan itu. Bagaimana kalau makhluk yang berada di dalam kotak hitam itu berdiri di depannya bersiap mencekiknya.
"Nona, ada apa?"tanya seorang perempuan yang langsung duduk disebelah Alexa. Tangan perempuan itu mengelus rambut Alexa. Tanpa membuka mata, Alexa menunjuk ke arah depan. Dimana film horor sedang berlangsung. Elusan itu seketika terhenti. Setahunya nona mereka tidak takut dengan yang namanya hantu. Perempuan itu hanya menatap perempuan satunya untuk mematikan benda tersebut.
"Nona kenapa?" tanya perempuan itu lembut. Alexa yang mendengar suara tadi sudah hilang langsung mengintip dari sela jarinya. Setelah merasa aman dia menurunkan kedua tangannya.
Ditatapnya dua perempuan itu bingung, mereka berdua bukan pelayan di istananya. Jadi siapa mereka berdua.
Seakan merasa ditatap kedua perempuan itu menatap nonanya bingung. Nona mereka merasa tidak mengenali mereka, pelayannya.