THIS TIME

mahes.varaa
Chapter #1

DEV, KAMU GILA!

Sekarang, tahun 2024.

Wiu, wiu!!!

Sirine mobil polisi terdengar menggema di jalanan kota X. Beberapa mobil kepolisian sedang mengejar mobil merah yang terus membuat kerusakan sepanjang pelariannya. Mobil tipe sedan dengan warna merah itu menerobos lampu lalu lintas, menabrak beberapa kios di pinggir jalanan, merusak kendaraan lain yang berusaha menghalanginya dan merusak beberapa fasilitas umum.

“Dev!!! Kamu gila!!”

Devi yang sedang duduk di belakang kemudi, berusaha dengan sangat keras mengejar sedan merah buruannya. Tepat di samping Devi, duduk ketua timnya dari unit kriminal yang kini melihat Devi dengan tangan gemetar hebat.

“Ini terpaksa, Pak! Saya kan sedang ngejar buronan! Jadi mau enggak mau, saya akan ngejar sebisa mungkin!”

“Tapi ini-“

Buk!!

Belum selesai ketua tim Devi-Aris bicara, Devi sudah memutar kemudinya dan membuat mobil hitam miliknya memutar secara tiba-tiba karena sedan merah buronannya baru saja mengambil jalan berbelok secara tiba-tiba.

“Huek!” Aris mendadak merasa mual dengan kecepatan mengemudi Devi yang gila.

“Tolong jangan muntah di mobil, Pak. Mobilku ini adalah mobil favoritku. Joknya terbuat dari kulit dan kalo Bapak muntah, saya harus memasukkannya ke tempat cucian mobil selama seminggu.” Devi yang masih terus mengemudi dengan kecepatan tinggi mengejar sedan merah buronannya, bicara dengan sangat tenang melihat keadaan ketua timnya yang mual karena tidak terbiasa dengan cara mengemudi Devi yang dikatakan gila. “Di dashbor ada plastik, Pak. Bapak bisa pakai untuk muntah, Pak.”

“Dev, kamu!” Aris ingin sekali membalas ucapan Devi yang bicara dengannya dengan nada yang sangat santai padahal dirinya adalah atasannya yang kini sedang butuh pertolongan. Tapi apalah daya, Aris merasa sangat mual dengan cara mengemudi Devi yang gila. Jadi … Aris tak punya kesempatan untuk membalas ucapan Devi. Aris hanya bisa segera mengemabil plastik dari dashbor seperti kata Devi dan memuntahkan isi perutnya. “Huek!!”

Semua orang selalu muntah ketika aku nyetir kayak gini, kecuali dia. Devi hanya bisa membatin melihat ketua timnya muntah padahal usahanya untuk mengejar buronannya masih jauh. Dalam benaknya, ada bayangan seorang pria yang pernah duduk di sampingnya dan bertahan hingga akhir Devi mengemudi. Devi tersenyum kecil ketika mengingat wajah itu.

Oke! Sekarang bukan waktunya mikir dia! Devi kembali fokus pada apa yang ada di hadapannya. Klik, klik! Devi mengatur gigi dan menginjak pedal gas, membuat mobilnya melaju semakin kencang mengejar sedan merah buronannya.

Broom, broom!

Laju mobil Devi semakin kencang saja, membuat sedan merah buronan mulai tertekan. Kejar-kejaran di tengah jalanan kota, bukan hal yang aneh bagi Devi. Ini adalah hal yang sudah biasa bagi Devi yang bekerja sebagai detektif kepolisian kota X.

“Devi! Ke kanan!”

Ketua tim-Aris yang duduk di samping Devi dan sudah muntah sekali, mendadak berteriak ketika mobil sedan merah buronan Devi mendadak berbelok mobilnya ke arah kanan.

“Ya, Pak. Saya juga lihat!”

Devi punya pemikiran lain. Setelah kejar-kejaran selama kurang lebih lima belas menit lamanya di jalanan kota dan tidak memberikan hasil yang baik, Devi memutuskan untuk menangkap buronannya dengan cara yang lain.

“Kok kamu malah ambil jalan lurus, Dev?” tanya Aris-ketua tim Devi.

“Saya punya ide, Pak.”

Devi yakin idenya akan berhasil. Anggota tim lainnya yang tadi berada di belakang Devi, pasti sekarang sedang berusaha mengejar sedan merah itu. Sementara Devi sekarang, berusaha mencari jalan lain untuk membuat sedan merah itu terperangkap.

Broom, broom!

Lihat selengkapnya