“P-Pak Baskoro enggak lagi bercanda kan?” Komisaris terlihat tidak percaya.
Kakek Devi tersenyum, mengayunkan tangannya pada Devi, memberi isyarat pada Devi untuk mendekat ke arahnya. “Apa aku dan cucuku ini tidak mirip?”
“Setelah saya lihat, memang mirip, Pak.” Komisaris melihat dengan saksama bersamaan dengan Aris-ketua tim Devi.
“Bapak benar, Devi memang kelihatan mirip dengan Pak Baskoro.”
“Devi memang cucuku.” Kakek Devi berkomentar sembari memegang tangan Devi.
Setelah kesalahpahaman selesai dan komisaris memberi salam pada Kakek Devi, kini giliran Devi yang bicara dengan kakeknya.
“Kakek, sebenarnya ada apa datang kemari?” Devi duduk di depan kakeknya, di gazebo samping gedung kepolisian.
Kakek Devi memberikan hpnya pada Devi dengan layar hpnya yang menampilkan wajah seorang pria. “Lihat ini, Dev!”
“Siapa ini, Kek?” Devi memandang layar hp milik kakeknya dengan wajah heran sampai-sampai kedua alisnya nyaris menyambung satu sama lain.
“Namanya Sora. Dia cucu dari teman baik Kakek. Kamu ingat Kakek Mahadi kan yang dulu sering main ke rumah waktu kamu masih kecil?” tanya Kakek Devi.
Kakek Mahadi? Devi berusaha menggali ingatannya mencari-cari nama Kakek Mahadi dalam ingatannya. Kalau enggak salah, kakek itu adalah kakek yang jadi teman mancing kakek dulu.
Setelah beberapa saat berusaha mengingat, Devi akhirnya berhasil menemukan ingatannya dan mengingat siapa itu Kakek Mahadi.
“Ingat?” tanya Kakek Devi.
Devi menganggukkan kepalanya. “Ingat. Kakek yang jadi teman mancing Kakek waktu aku kecil kan?”
“Kamu benar.”
“Terus, apa hubungan cucu Kakek Mahadi dengan Kakek yang datang ke sini?” Devi memang sudah menemukan siapa itu Kakek Mahadi, tapi Devi kembali mengerutkan keningnya merasa heran karena tidak memahami hubungan cucu Kakek Mahadi dengan kedatangan kakeknya hari ini ke kantor kepolisian sampai-sampai membongkar rahasianya selama lima tahun ini.
“Seminggu yang lalu, Kakek Mahadi meninggal dunia. Sebelum meninggal Kakek Mahadi dan Kakek membuat janji. Karena kami berdua sama-sama kehilangan anak dan menantu kami, dan membesarkan cucu seorang diri, Kakek Mahadi tidak tega meninggalkan cucu terakhirnya yang belum menikah. Kakek Mahadi membuat janji dengan Kakek untuk menikahkan cucu terakhirnya dengan cucu Kakek yang tidak lain adalah kamu, Devi.”
“ … “
Devi terdiam sejenak setelah mendengar penjelasan kakeknya. Devi berusaha menelaah dan memahami penjelasan kakeknya. Tapi bagaimana pun Devi memikirkannya, Devi sama sekali tidak bisa memahaminya.
Apa hubungannya denganku?
Janji yang kalian buat, kenapa harus menyeret-nyeretku ke dalamnya?
Devi memandang wajah pria cucu Kakek Mahadi di layar hp milik kakeknya. Hanya dengan memandang foto itu, Devi bisa menebak dengan jelas bagaimana cucu dari Kakek Mahadi yang akan dijodohkan dengan dirinya.