Drrt!!
Devi bangun karena getaran hpnya yang membuat suara kencang ketika berada di meja samping ranjangnya.
Hoamm!!!
Devi menguap lebar sekali karena merasa tidurnya masih kurang. Devi bangun dari posisi tidurnya, duduk bersandar di sandaran ranjangnya dan berusaha mengingat sesuatu.
Loh, sejak kapan aku pindah ke kasur?
Devi berusaha mengingat-ingat kejadian semalam di mana ingatan terakhirnya berada di sofa di mana Sora biasanya tidur. Devi ingat semalam, dirinya tidak tega membangunkan Sora yang tertidur di bahunya dan diam untuk beberapa saat dalam posisi itu. Mungkin karena terlalu lelah dengan harinya kemarin, Devi mungkin tertidur saat Sora bersandar di bahunya.
“Sudah bangun?” Sora yang sudah berpakaian rapi menyapa Devi yang baru bangun tidur dan dalam keadaan cukup berantakan.
Di awal pernikahannya, Devi cukup malu ketika Sora selalu bangun lebih pagi darinya dan melihat penampilannya yang sangat buruk di saat bangun tidur. Tapi setelah hampir setahun berlalu, Devi sudah terbiasa menunjukkan wajah buruknya ketika bangun tidur, terutama bagian rambutnya yang bak rambut singa jantan.
“Ehm. Sudah.” Devi menggaruk kepalanya tidak yakin ingin bertanya atau tidak. Tapi Devi akhirnya memilih untuk bertanya pada Sora. “Tadi malam kayaknya aku tertidur di sofa. Apa kamu yang memindahkanku ke ranjang?”
“Ya.” Sora menjawab sembari memasang dasi dan jam tangannya sembari melihat ke cermin besar untuk memperhatikan penampilannya.
“Maaf.” Devi mendadak merasa bersalah karena membuat Sora harus memindahkannya dari sofa ke ranjang.
“Buat apa?”
“A-aku pasti berat kan?” ujar Devi dengan sedikit menunduk.
“Enggak kok.”
“Beneran?” Devi bertanya lagi untuk memastikan sembari memperhatikan raut wajah Sora yang terpantul di cermin.
“Beneran.” Sora yang telah menyelesaikan memasang dasi dan jam tangannya, kemudian berbalik, berjalan menghampiri Devi. Sora duduk di pinggir ranjang tepat di samping Devi.
“Apa?” Devi yang merasa jaraknya dengan Sora terlalu dekat, berusaha menggeser badannya ke samping. Tapi tangannya keburu ditarik oleh Sora dan membuat usahanya untuk menjauh gagal total.
“Kenapa kamu peduli kamu berat atau enggak?”
“Cu-cuma penasaran saja.” Devi yang merasa tatapan Sora padanya terasa aneh hingga membuat jantungnya berdetak kencang, membuang mukanya.