Seorang pria sedang berdiri menatap foto Devi yang baru saja ditempelkannya di papan miliknya di dekat foto Sora. Pria itu menatap foto Devi, memperhatikannya dengan sangat detail.
Wanita ini cantik, kaya dan juga hebat.
Jaman sekarang, cucu orang kaya mau susah-susah bekerja sebagai detektif kepolisian merupakan hal langka yang sulit ditemukan.
Mata pria itu kemudian memandang foto Sora setelah memandang foto Devi. Tatapan matanya yang tadi kagum ketika melihat Devi, kemudian berubah menjadi sengit ketika melihat foto Sora.
Dan kamu benar-benar menyebalkan, Sora! Kamu punya segalanya yang aku inginkan termasuk keberuntungan dalam hidup bisa menikahi wanita sehebat Devi.
Pria itu kemudian merusak foto Sora menggunakan anak panahnya dan sudah membulatkan tekadnya kali ini akan menghancurkan Sora apapun yang terjadi.
Akan aku pastikan, kali ini kamu akan merasakan apa yang aku rasakan selama ini, Sora!
Tok, tok!
Ketukan di pintu, membuat pria itu sedikit sadar dari lamunannya yang sedang memikirkan cara paling tepat untuk menyiksa Sora nantinya.
“Masuk.”
Pintu terbuka. Bawahan dari pria itu masuk dan langsung menundukkan sedikit kepalanya sebagai caranya menghormati pria pemilik ruangan itu.
“Pak.”
“Apa yang kamu dapatkan?” tanya pria pemilik ruangan masih dengan menatap sengit foto Sora.
“Pak Abimanyu sedang menyelidiki apa yang ditemukan oleh Pak Sora, Pak.”
Pria itu langsung membalikkan badannya melihat ke arah bawahannya dan tersenyum puas. “Seperti yang aku duga, sampai hari ini Sora bahkan belum memberitahu Abimanyu dan Wijaya mengenai temuannya. Bahkan setelah Angga mati, Sora pasti belum menemukan bukti yang kuat untuk menuduhku.”
“Sepertinya begitu, Pak.” Bawahan pria itu ikut merasa senang melihat pria pemilik ruangan itu merasa senang karena telah berhasil membaca situasi sampai sejauh ini.
“Kalo gitu, kita buat Abimanyu menemukan apa yang Sora temukan.” Pria pemilik ruangan memberikan instruksinya.
“Kalo kita melakukan itu, maka Pak Abimanyu akan menemukan perbuatan kita, Pak.”
“Ah, ah!” Pria pemilik ruangan itu mengangkat jari telunjuknya dan menggerakkannya ke kanan dan ke kiri menggantikan gelengan kepalanya. “Kita memang akan membuat Abimanyu menemukan apa yang kita perbuat, tapi kita akan membaut Abimanyu menemukan bahwa semua itu adalah perbuatan Sora bukan kita.”
Bawahan pria pemilik ruangan itu langsung tersenyum setelah mendengar penjelasan dari rencana itu. “Bapak memang hebat! Itu cara yang sangat kejam sekali, Pak!”
“Kamu benar! Itu cara yang kejam dan menyakitkan! Pasti akan sangat menyakitkan bagi Sora jika dia dikhianati oleh temannya sendiri.”