THIS TIME

mahes.varaa
Chapter #25

NANTI SETELAH SEMUA MASALAH INI

“Kita pergi sekarang!” Devi buru-buru menarik tangan Sora dan membawanya pergi dari ruang makan menuju ke pintu belakang.

“A-apa? Kenapa kita pergi?”  

Jelas, Sora meminta penjelasan karena tidak mengerti dengan tindakan Devi. Tapi sekarang Devi tidak punya banyak waktu untuk menjelaskan. Devi ke belakang memberitahu pada Bibi untuk menyampaikan pesan pada siapapun yang mencari Sora untuk mengatakan bahwa Sora tidak ada. Devi juga memberi perintah pada Bibi untuk meminta Wiru pergi dari rumah tanpa Sora.

“Bibi, paham apa yang harus dilakukan kan?” tanya Devi mengakhiri penjelasannya.

“Paham, Mbak.”

“Kalo gitu, aku pergi, Bi. Tolong sekalian titip salam sama Kakek.” Devi menarik Sora pergi dari rumahnya lewat pintu belakang.

“Ya, Mbak. Tolong hati-hati, Mbak!”

Dari arah belakang Devi mendengar doa kecil dari bibi yang sudah dianggapnya sebagai keluarga dibandingkan pembantu.

“Kenapa kita mendadak lari kayak gini, Dev??” Sora yang berusaha mendapatkan penjelasan dari tindakan Devi, terkejut menemukan pintu belakang rumah Devi yang tidak pernah dikiranya. “Apa ini? Kenapa ada pintu seperti ini di tembok belakang rumahmu, Dev?”

“Nanti! Nanti aku jelasin! Sekarang kita pergi dulu!”

Di masa lalu, Devi juga pernah memasang wajah melongo seperti Sora saat pertama kali tahu di rumah kakeknya ada pintu belakang yang sama tak terduga. Pintu belakang itu tidak layak disebut dengan pintu belakang karena kelihatannya dari luar adalah rumah lain yang tidak terhubung dengan rumah di mana Devi tinggal bersama dengan kakeknya selama ini.

Pintu belakang itu dibangun sebagai jalur lain jika ada masalah yang datang tak terduga seperti perampokan dan lain sebagainya termasuk dengan masalah yang berhubungan dengan kejaksaan seperti sekarang ini.

Bahkan pintu belakang yang kelihatannya sebagai rumah lain yang berdiri sendiri, memiliki beberapa mobil di dalamnya dengan berbagai jenis.

Broom, broom!

Setelah menginjak pedal gasnya dan membawa Sora menjauh dari rumahnya sejauh mungkin, Sora lagi-lagi meminta penjelasan pada Devi.

“Dev! Sekarang jelasin, kenapa kita pergi?”

Devi terus menginjak pedal gasnya membawa Sora pergi ke luar kota. Dan ketika keadaan sudah cukup aman untuk sementara waktu, Devi baru membuka mulutnya.

“Aku dapat panggilan dari Pak Aris.”

“Apa katanya?” tanya Sora tidak paham.

“Kejaksaan ngeluarin surat perintah penangkapanmu, Sora.”

“Aku? Kenapa?” Sora masih tidak paham.

Tapi Devi sudah cukup paham apa yang terjadi saat ini. Tanpa perlu banyak penjelasan dari Aris, Devi sudah tahu apa yang sedang terjadi pada Sora. Semua karena pemandangan yang dilihatnya dalam komanya, membuat Devi tahu bahaya apa yang sedang membayangi Sora sekarang ini.

“Kamu benar-benar enggak tahu, Sora?” Devi mencoba menjelaskan apa yang sedang terjadi padanya tanpa mengungkit mimpinya dan pemandangan yang dialami selama koma. Devi tidak ingin mengatakan masalah itu karena Devi yakin tidak akan ada yang percaya dengan ceritanya mengenai masalah itu.

“Kenapa kejaksaan mau nangkap aku? Apa salahku?”

Sial! Dia benar-benar mirip dengan Ken Sora: sama sekali enggak punya pandangan buruk sama orang lain bahkan setelah memegang posisi tinggi seperti sekarang ini. Mengingat bagaimana kematian Ken Sora yang tragis, Devi mendadak meminggirkan mobilnya dan menatap Sora untuk bicara dengan serius.

“Dengar! Satu-satunya skenario yang bisa aku pikirkan yang sesuai dengan keadaan saat ini adalah musuhmu saat ini sedang melemparkan bukti yang Angga temukan ke kejaksaan. Tapi sebelum melakukannya, mereka mengubahnya menjadi perbuatanmu, Sora!”

Lihat selengkapnya