Masalah Sora dengan Yudha yang wajahnya mirip dengan Dyah Halayudha dimulai tiga tahun yang lalu. Dyah Halayudha adalah sepupu jauh Wijaya yang kebetulan baru saja dipecat oleh dari perusahaannya. Kebetulan di kantor pusat di mana merupakan kantor Wijaya, Abimanyu dan Sora sedang ada lowongan kosong, Wijaya menyuruh Yudha untuk mencoba melamar di posisi itu.
Meski Wijaya adalah pemilik perusahaan dengan Sora dan Abimanyu, ketiganya pernah membuat janji saat membangun perusahaan bersama. Janji itu adalah tidak ada yang namanya membawa masuk keluarga dalam perusahaan itu kecuali dia melamar dengan cara yang adil sama seperti karyawan yang lain. Angga-sepupu Sora masuk ke PT. Jaya Abadi dengan cara melamar sama seperti karyawan lainnya. Dan begitu pula dengan Yudha. Wijaya mencoba melakukan hal yang sama. Hanya saja … Yudha sempat protes dengan cara Wijaya itu.
“Perusahaan itu kan punya kamu, kenapa aku harus melamar dengan cara yang sama seperti karyawan lain?”
“Meski kelihatannya akulah yang memiliki perusahaan itu, tapi aku membangun perusahaan itu dengan dua temanku! Di masa lalu, aku sudah membuat janji dengan mereka jika ada keluarga kami yang ingin masuk kerja di perusahaan ini, dia harus mengikuti prosedur yang sama dengan karyawan lain.” Wijaya menjawab dengan tegas. “Perusahaan ini tidak akan bertahan sampai hari ini kalo bukan karena dua temanku dan kami yang saling memegang janji kami masing-masing! Ingat itu, Yudha!”
Merasa tidak diistimewakan meski memiliki hubungan darah dengan Wijaya, hal itu sudah membuat Yudha sedikit kesal. Tapi Yudha menahan rasa kesalnya itu demi bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan milik Wijaya.
Yudha beruntung. Yudha berhasil diterima dan bekerja di departemen keuangan di bawah kepemimpinan Sora. Tapi Yudha, tetaplah Yudha. Meski telah pindah perusahaan, sifat buruknya sama sekali tidak berubah. Apa yang terjadi di masa lalu, tidak dijadikan pelajaran berharga dan justru diulangi.
Yudha mengira hubungannya dengan Wijaya sudah cukup dekat. Bahkan jika dibandingkan dengan sepupu yang lain, Yudha merasa bahwa dirinya lah yang paling dekat dengan Wijaya sebagai saudara. Tapi begitu bekerja di PT. Jaya Abadi, Yudha menyadari bahwa pikirannya selama ini adalah salah. Yudha mengira dirinya adalah orang terdekat Wijaya, tapi nyatanya orang terdekat Wijaya adalah Abimanyu dan Sora, terutama Sora. Wijaya begitu percaya dengan Sora bahkan meski Sora bukanlah orang yang banyak bicara seperti Abimnayu.
Wijaya akan datang ke kantor Sora dan mengajaknya makan siang bersama. Ketika makan siang, Wijaya selalu makan bersama dengan Sora dan Abimanyu. Pertemanan Wijaya dengan Sora dan Abimanyu, rasanya seperti lingkaran yang kuat yang tak akan pernah bisa ditembus oleh Yudha.
Aku iri.
Kenapa harus mereka? Padahal jelas-jelas, akulah saudaranya. Tapi kenapa Wijaya memperlakukanku seperti teman, sementara dengan Abimanyu dan Sora, Wijaya memperlakukan mereka seperti saudaranya sendiri??
Rasa iri itu membawa Yudha pada sebuah niatan buruk. Niatan di mana dirinya ingin menghancurkan ikatan milik Wijaya bersama dengan Abimanyu dan Sora. Niatan di mana Yudha ingin menggantikan posisi milik Abimanyu dan Sora, dengan posisinya. Yudha ingin Wijaya bergantung padanya, Yudha ingin Wijaya mempercayainya sama seperti ketika Wijaya bergantung dan percaya pada Sora dan Abimanyu. Sayangnya cara untuk mendapatkan kepercayaan itu adalah cara yang salah.
“Menurutku yang lebih pantas menjadi wakil direktur adalah sepupumu-Sora dan bukan Abimanyu.”
Untuk mendapatkan apa yang diinginkannya, Yudha menemukan celah dan celah itu adalah Angga-sepupu Sora yang terlihat masih belum bijaksana dalam bertindak.
“Aku juga ngerasa gitu. Kakak sering pulang larut malam hanya demi mengerjakan tugasnya. Kakak bahkan sampai sekarang enggak sempat untuk punya pacar karena terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Kakek dari Kakak bahkan sudah berulang kali menjadwalkan kencan buta untuk Kakak, tapi jadwal itu selalu gagal karena Kakak selalu sibuk dengan pekerjaannya.”