Karena kemarin ada sebuah masalah kecil. Maka hari ini aku tidak akan terlalu memaksa untuk selalu didekat Genta. Bukannya menyerah. Hanya saja aku tidak ingin Genta meledak.
"Buat kamu," ucapku sambil tersenyum pada Genta yang akan melangkah pergi. Meskipun hari ini aku tidak akan membuntuti kemana pun Genta pergi. Bukan berarti aku akan bersikap acuh. Terlebih lagi, nasi goreng itu sebagai jurus untuk mendapat kepercayaan dari Genta.
Tak kusangka Genta menerimanya. Aku pikir cowok itu akan menjaga imagenya karena kejadian kemarin. Sepertinya alasan Genta menerima karena dia sedang lapar. Aku jadi senang karena Genta sudah mulai tidak jaim.
"Lo ngapain seminggu ini ngasih bekel ke Genta?" tanya Keke sambil menopang dagu dengan kedua tangannya yang bertumpu pada mejaku.
Tak heran jika Keke bertanya seperti itu. Melihat aku yang akhir-akhir ini selalu mencoba mendekati Genta pasti membuat gadis itu penasaran. Jawabanku beberapa hari lalu pasti masih membuatnya tak percaya.
"Karena gue suka," jawabku tipu. Mengatakan jujur pada Keke sepertinya tidak perlu. Bukan karena aku tidak menganggap Keke sebagai teman. Tapi menurutku ini adalah sebuah privasi.
Keke memberikan wajah seolah dia tampak curiga akan jawabanku. Dia tidak bertanya lagi. Malahan Keke terus-terusan menatapku seperti ingin mencari tahu kebenaran dari ekpresi wajahku.
Supaya gadis itu tidak menemukan sebuah kepalsuan dari jawabanku. Aku pun mengajaknya untuk membeli bakso. Beralibi lapar mungkin akan membuatnya berpikir jika aku mengalihkan pembicaraan. Tidak kehabisan ide, aku pun menggunakan anak penjual bakso sebagai jurus agar Keke melupakan persoalan ini. Ternyata jurus ini cukup ampuh. Sekarang gadis itu sudah berlari duluan meninggalkanku. Katanya dia begitu merindukan anak penjual bakso. Mendengarnya aku hanya bisa mengelus pelipis.
"Bakso ibu enak, yah?" tanya penjual bakso kepada Keke. Gadis itu mengangguk sambil tersenyum. Sementara pandangannya tak bisa beralih dari anak penjual bakso yang sedang melayani pembeli.
Menyadari jika tidak ada jawaban dari Keke, penjual bakso itu pun akhirnya mendapati jika gadis yang ia ajak bicara sedang terpana melihati putranya. Penjual bakso itu hanya tersenyum sambil menuangkan kuah pada mangkok. Aku yang melihatnya hanya bisa tersenyum heran.
"Kalian cari tempat duduk dulu aja. Nanti biar diantar sama anak saya," ucap penjual bakso yang mendapat sorakan penuh kebahagiaan dari Keke. Gadis itu langsung mencari bangku kosong tanpa peduli denganku yang sedari tadi berdiri disebelahnya. Aku pun tersenyum pada ibu penjual bakso dan kemudian mengikuti kemana perginya Keke.
Temanku itu terlihat begitu tak sabar menunggu bakso pesanannya datang. Maaf, salah. Lebih tepatnya dia tidak sabar menunggu yang mengantar bakso pesanannya.
Tidak lama kemudian, anak penjual bakso datang membawakan 2 mangkok bakso pesanan kami. Terlihat Keke tak bisa untuk berhenti menatap cowok itu. Sepertinya sebentar lagi akan ada sebuah gombalan maut yang keluar.
"Kamu anak penjual bakso, yah?" tanya Keke sambil menopang dagu melihati anak penjual bakso.
Anak penjual bakso seolah tak terkejut. Mungkin karena ini yang entah sudah berapa kali digombali. Tapi dari yang aku lihat, anak penjual bakso seperti berusaha menghindari pandangannya dari Keke.
"Udah tahu ngapain tanya," kata anak penjual bakso ketus. Aku sedikit terkejut saat tahu jika suara cowok itu benar-benar seksi. He has a deep voice. Sepertinya salah satu alasan Keke menyukai cowok itu selain karena wajahnya yang blasteran malang surgawi adalah suara deep voicenya yang bisa membuat hati berdegup tak karuan---mungkin Keke sedang mengalami kondisi ini.
"Harusnya kamu tanya gini, kok tahu. Enggak so sweet, ih," kata Keke dengan wajah kesal tapi masih tak bisa beralih untuk tidak menatap anak penjual bakso. Sedetik kemudian gadis itu sudah kembali tersenyum layaknya orang yang sedang jatuh cinta. "Ngeselin gini kamu tetap bisa buat kangen," tambah Keke.
Terlihat anak penjual bakso yang sudah merasa risih akan gombalan Keke. Cowok itu pun akhirnya melenggang pergi tanpa sepatah kata. Alhasil Keke menatap kepergian cowok itu dengan wajah kecewa. Layaknya didrama-drama, tangan gadis itu terulur seperti mencoba untuk menggapai cowok itu.