Hard for Me

Alifia Sastia
Chapter #22

Bagian 21

Lonceng toko berbunyi. Seorang dengan tubuh gentoyongan berjalan menuju kasir. Dengan tanpa bersalahnya dia menyerobot beberapa antrian hingga membuat orang-orang mengeluh. Bahkan dia mendorong seorang perempuan yang berada dibarisan pertama. Sontak para pembeli protes dengan tingkah orang aneh itu.

"Gue enggak bakal lepasin lo," ucap Genta sambil menunjuk sang kasir. Namun detik selanjutnya pembeli laki-laki menariknya untuk mundur. Pukulan langsung mendarat diwajah Genta.

Melihat itu Kasih segera berlari untuk melerai. Dengan bantuan para pelayan laki-laki, akhirnya Kasih bisa melepaskan Genta dari amukan laki-laki yang ternyata pacar dari perempuan yang tadi didorong oleh Genta. Sherly selaku tangan kanan pemilik toko pun meminta maaf atas apa yang terjadi dan memberikan roti dengan percuma. Setelah situasi mulai membaik, Sherly mendekati Kasih yang menemani Genta duduk disebuah meja.

"Mendingan lo anter dia pulang. Gue enggak mau dia ngomong ngelantur dan buat kericuhan sama pelanggan."

"Tapi jam kerja aku..."

"Gapapa. Gue anggap full."

"Kalau gitu aku pamit pulang. Maaf udah buat keributan."

Sherly mengangguk sambil tersenyum. Akhir-akhir ini dia tahu jika banyak masalah yang dialami oleh Kasih. Pertengkaran yang melibatkan Ananta dan Genta kala itu pasti menakutkan sekaligus membingungkan bagi Kasih yang baru saja tahu akan fakta tentang Kakaknya.

"Sher, ini handphone Kasih bunyi," ucap salah satu pelayang berjalan menghampiri Sherly sambil membawa handphone Kasih. Karena buru-buru mengantar Genta pulang Kasih sampai lupa dengan barang bawaannya.

Diambilnya handphone Kasih yang tak kunjung diam. Sebuah panggilan masuk dari kontak bernama 'Ibu'. Agar Ibu Kasih tidak ragu, Sherly pun mengangkatnya.

"Halo?"

~•~

(Kasih POV)

Karena Genta yang sepertinya sedang mabuk---sebab aku membau alkohol dari mulutnya---aku pun memilih taxi untuk mengantar kami ke apartement Genta. Sejak ditoko hingga di dalam taxi, Genta tak berhentinya berbicara seolah dia tidak akan melepaskanku. Sesampainya di depan pintu apartement, aku menyuruh Genta untuk menyebutkan berapa kodenya.

Untuk memastikan jika Genta tidak akan keluar dan membuat masalah. Maka aku pun ikut masuk dan menidurkan cowok itu di kamarnya. Namun setelah membaringkannya di atas kasur, Genta malah menarikku. Karena aku yang terkejut membuatku berakhir terjatuh di atas tubuhnya.

Lihat selengkapnya