Thorned Fate

Centrifugal
Chapter #14

12. Semua Bermula dari Bintang

Aku berjalan untuk keluar dari ruangan tersebut sementeara aku menggendong peminmpin desa. Aku menaiki tangga untuk ke ruang tamu. Aku menaruh pemimpin desa di atas kursi dengan posisi duduk, kemudian aku menutup lantai yang menjadi pintu masuk rahasia tersebut. Aku menarik meja yang digunakan untuk menyembunyikan pintu serta rantai pembuka pintu tersebut. Aku menegakkan badanku. Aku mendengar suara yang sangat ramai dari luar rumah pemimpin desa. Aku mulai mengangkat badan pemimpin desa. Badan dia sungguh ringan seperti aku hanya membawa jasad seseorang, tetapi hanya kerangkanya saja. Aku membuka pintu rumah yang tidak terkunci tersebut dan aku keluar. Aku melihat banyak sekali penduduk desa yang berdiri di depan rumah. Aku melihat ke arah pemimpin desa.

"Kau bisa turunkan aku," kata perempuan desa dengan suaranya yang sangat lemah.

Aku mulai menurunkan beliau, tetapi dia berkata, "Kau tahu, aku sudah tidak bisa berdiri. Tolong biarkan aku berbaring di depan mereka."

Aku menuruti perkataanya. Aku mulai menuruni tangga kecil dari teras rumah dia. Ketika aku menginjak tangga tersebut, para penduduk desa langsung mundur seperti memberikan kami ruang. Aku mulai menuruni badan beliau. Badan beliau seperti mayat yang sudah tidak bernyawa. Aku tidak tahu apa yang terjadi padanya ketika dikejar oleh pemburu penyihir. Kepalanya menoleh ke arahku sembari tersenyum, lalu dia menolehkan kepalanya menoleh ke arah mereka. Dia merentangkan tangan kanannya dengan jari telunjuknya menyentuh tanah. Jari dia mulai bergerak seperti menulis. Kami semua melihat ke arah tangan beliau. Saat pemurnian telah datang, aku akan menjadi bintang dan kalian akan aman dengan keberadaan dia. Percayalah pada dia. Si pemurni dari bangsawan yang jatuh. Itulah yang dia tulis. Aku tidak tahu maksudnya apa, tetapi itu sangat puitis kurasa.

Setelah dia menulis itu, dia langsung terdiam. Tangannya terlihat seperti tidak bertenaga. Aku langsung mengangkat badan beliau. Ketika aku ingin mengangkat badan beliau, beliau mendekatkan kepalanya ke arah telingaku.

"Keluarlah dari desa ini. Sebentar lagi aku akan menjadi bintang dan ..., maaf aku memanfaatkanmu untuk membersihkan sumur."

Aku tidak mengerti dengan perkatann dia. "TUNGGU, APA MAKSUD ...," badan dia bercahaya. Cahaya tersebut naik ke atas langit secara perlahan. Aku melihat ke atas langit dan hanya melihat butian cahaya. Cahaya tersebut bertuliskan Maaf. Aku sangat bingun dengan apa yang terjadi. Aku kesal dan sedih. Aku menatap para penduduk desa dengan tajam.

Lihat selengkapnya