Thorned Fate

Centrifugal
Chapter #2

2. Deldora Baskin

Setelah dua hari berada di hutan tadi, kami akhirnya keluar. Kami berjalan dan melihat papan yang mengarah ke barat dengan bertuliskan Coztack. Fae menyentuh papan tersebut selama beberapa detik. Kami saling menatap dan menangguk kepala. Kami berjalan ke arah tanda panah tersebut dengan harapan bertemu dengan orang lain atau kendaraan yang bisa kita tumpangi. Sepatuku sudah mulai rusak dan pergelangan kakiku sakit, tetapi aku menahannya supaya tidak membuat Fae khawatir. Kami berjalan, berjalan, dan berjalan hingga akhirnya melihat pagar yang ditutupi oleh kabut. Kami berjalan ke arah pagar tersebut dengan diiringi oleh hawa dingin dan lembap.

Penjaga berbaju kulit dengan pedang ditangan kanannya serta perisai di tangan kirinya menghampiri kami. "Berhenti! Sebutkan siapa kalian?" Dengan pedangnya menutupi jalan kami menuju pagar.

Aku mengambil koin yang sempat kupakai untuk menyalakan api unggun. "Kenal dengan simbol ini?" Sambil menunjukan ke arah mukanya.

"Simbol keluarga Teldra. Silahkan masuk," penjaga tersebut menurunkan pedangnya dan membuka pagarnya.

Kami mulai berjalan masuk, tetapi suara langkah orang berlari terdengar dari belakang. "TUNGGU DULU!" Teriakan orang tersebut menggema di tempat berkabut ini, hingga tersontak melihat ke arah belakang. "PENYIHIR, jangan biarkan dia masuk!" Bisakah dia berhenti teriak?

"Penyihir! Tangkap mereka!" teriak penjaga dari atas menara pengawas.

Akibat perintah dari penjaga tersebut, empat sampai enam penjaga berlari ke arah kita seperti banteng. Fae langsung mengeluarkan tombak yang ditutupi oleh kain berwarna hitam yang berada di punggungnya. Para penjaga tidak bisa mendekat, karena tombak Fae yang telah di arahkan ke arah mereka. Fae mengelilingi posisi dimana kami berdiri supaya mereka tidak bisa menyerang dari titik buta. Situasi kami seperti dikepung oleh sekerumunan banteng. Aku melihat sekitar dan memegang berat bayiku secara bersamaan. Mencoba untuk tidak membuat gerakan yang salah. Hingga pada akhirnya aku mengingat tentang orang yang menuduh kami sebagai penyihir. Aku mulai melihat ke tempat dia berada. Settt. Suara benang busur terdengar dari penuduh tersebut. Aku berhasil menghindarinya, tetapi aku terjatuh karena sepatu rusakku dan jalan licin ini. Dengan terjatuhnya aku, salah satu penjaga itu mulai maju dan menghunuskan pedangnya ke arahku.

"Tidak semudah itu, banteng-banteng sialan," Fae memblokir dan memantulkan pedang penjaga tersebut ke atas sehingga pedang penjaga tersebut terbang hingga terjatuh menancap ke tanah.

Lihat selengkapnya