THREE HOURS

Rin
Chapter #1

1. Cermin

Barang-barang di ruang tamu berserakan, tak terkecuali foto-foto keluarga yang menampilkan wajah ceria ayah, ibu, dan anak itu. Samudra, anak yang ada difoto tersebut melihat heran dan seketika terkesiap, pasalnya rumah dengan keadaan seperti ini bisa saja habis didatangi perampok. Buru-buru ia menuju sudut ruangan itu mencari tongkat baseball miliknya untuk dijadikan senjata. Namun belum ia menyentuh tongkat itu suara perempuan yang tengah menangis terdengar nyaring sekali, lantas ia menyusul ke sumber suara. 

 "Mamah!" Ucapnya kaget saat melihat wajah ibunya yang tampak lebam di pipi dan juga sobekan di bibir. Ia berniat akan menghampiri namun langkahnya terhenti.

  "Sejak kapan kalian menjalin hubungan?!" Bentak seseorang yang tak lain adalah ayahnya, Samudra terdiam, entah kenapa kakinya sulit bergerak. Ibunya masih menangis sesenggukan.

   "Jawab!" Ulangnya masih membentak namun kali ini dibarengi dengan nada frustasi.

   "Pah ini ada apa?" Lanjut Samudra yang memutuskan untuk angkat bicara setelah pemikiran panjangnya.

   "Gak usah ikut campur kamu!"

   "Aku gak ikut campur pah, aku nanya kenapa? Papah kok tega pukulin mamah?"

Kini Samudra memberanikan diri untuk mendekati ibunya, ia menatap getir. Tega sekali ayahnya melalukan kekerasan pada ibunya, matanya terasa panas sedetik kemudian air mata terasa menuruni pipinya.

   "Mamah gak apa-apa?"

Ibunya menggelengkan kepala.

   "Ada apa sih pah? Tega banget papah KDRT, papah bisa masuk penjara!" Bentak Samudra yang sudah melupakan tatakrama sebagai seorang anak.

   "Papah rela masuk penjara asal bisa mukulin penzinah seperti dia!!!"

   "Papah! Jaga ucapan papah," seru Samudra geram mendengar ayahnya berkata tak mengenakan.

   "Mamah kamu selingkuh Samudra!"

Teriakan itu sepenuhnya membungkam Samudra, ia menatap ibunya meminta penjelasan atas perkataan ayahnya. Ibunya hanya diam, ia tak mengelak seperti yang Samudra harapkan.

Lihat selengkapnya