"Asli tolong woooyy!!! Aku ngakak sangat nih," lanjut Miko masih tak henti-hentinya tertawa.
Sam melihat malas, kemudian ia pergi meninggalkan Miko sendiri di taman, sepertinya ia harus merahasiakan kejadian ini jika tidak ia kan dianggap gila. Ya tapi setidaknya ia masih waras untuk merasa kejadian itu memang nyata dan bukan halusinasi.
Biarlah ia yang tahu.
Sementara itu Miko yang ditinggal memutuskan untuk menyusul Sam, ia memang tidak percaya namun apa salahnya mendengarkan Sam menyudahi khayalannya? Lagipula tidak baik juga ia memotong pembicaraan orang dengan gelak tawa seperti tadi. Meskipun itu terlihat hal yang biasa, tapi ia tahu bahwa Sam benci jika pembicaraannya dipotong seperti itu.
Ia setengah berlari saat melihat Sam menuju gerbang kampus, ketika sudah hampir mendekatinya Miko menarik kerah baju Sam hingga ia tertarik juga ke belakang.
"Santailah bro, maen nak pergi je kau nih!"
"Lepas ahh, gue mau pulang mau pembuktian untuk kesekian kalinya bahwa 'dia' benar-benar ada!"
"He'eleeehhh masih juge ingat cewek tuh, kau itu ape yee namenye ... ." Miko berhenti sejenak untuk mengingat kata yang sedang populer disebutin anak muda sekarang. "Ah ... halu! Iye tuh kau halu nih pasti. Mabok kau ye?"
"Sumpah! Gua gak bohong, gua liat gua sentuh dia," ucap Sam penuh keyakinan berharap Miko melihat kesungguhannya dalam berbicara.
Miko menyerah, dengan santai ia memijit pelipisnya, "Kejadiannye macam mane sampai ade tuh orang?"
"Aneh banget sumpah!" lanjut Sam begitu antusias karena merasa Miko mulai mempercayainya. "Kejadiannya ... ahhh lu ikut gua yok ke rumah. Gua jelasin serinci mungkin, plusnya entar kalau berhasil lu bisa liat cewek yang cuma pake anduk. Syukur-syukur liat dia telanjang ye kan?!"
Miko terkesiap, ia jadi semangat mendengar kata telanjang-telanjang seperti ini, meski ragu namun Miko terpengaruhi dan akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah Sam demi kata yang menggiurkan itu.
***
"Lama banget ih nginepnya," kata gadis itu pada orangtuanya dengan wajah kesal.
"Namanya juga kangen, kayak yang gak pernah aja kamu teh Rhin."