Three Villages: Fedrich School

Nany Parker
Chapter #3

Lembar 2: Mimpi Buruk

Para Lord dan Lady berkumpul di sebuah aula yang khusus untuk para Lord dan Lady mengadakan pertemuan. “Aku rasa para Murid kali ini tidak memiliki kemampuan yang lebih khusus. Jadi, kita tidak perlu tergantikan,” ucap Lord Dover.

“Tapi ini baru awal Lord Dover. Kita masih harus menunggu,” sambung Lady Gleda.

“Minister bertanya kepada semua Lord dan Lady. Kalau salah satu Murid memiliki kemampuan khusus. Kita sebagai pembimbing mereka bahagia atau takut karena kedudukan kita akan tergantikan. Bagaimana menurut para Lord dan Lady?” tanya Lady Lavina.

Para Lord dan Lady saling melihat satu sama lain. Mereka tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Dalam Fedrich School, setiap Murid yang memiliki kemampuan khusus atau unik atau kemampuan yang berbeda dengan pembimbing mereka, maka kelak mereka akan menggantikan posisi pembimbing mereka dan itu bersifat wajib, tanpa tawar-menawar.

“Siapa di sini yang menjadi pembimbing untuk Murid bernama Johan?” tanya Lady Lavina.

 “Aku. Ada apa Lady Lavina?” tanya Lord Aland.

 “Lord Aland. Aku harap kau membimbing Murid-mu dengan baik dan benar. Hari ini aku melihat dia hampir masuk dalam Aula Minister. Tidak hanya itu hari ini juga dia sudah melontarkan kata-kata buruk kepada salah satu Murid lain dan juga menghina mereka yang merupakan Hamen dan Rules.”

 “Baik Lady Lavina. Aku akan mengajarnya dengan baik. Harap Lady Lavina tenang saja.”

Lord Garvin berdiri di balkon. Memandangi desa Derana yang berisikan para Rules. Dapat dihitung oleh tangan sekarang berapa banyak mereka yang memiliki darah murni Demion. Kebanyakan dari mereka sekarang berdarah Rules. “Lord Garvin. Apa yang kau pikirkan?” tanya Lady Caitlin yang datang langsung memeluk Lord Garvin dari belakang.

 “Tidak ada. Hanya saja apa menurutmu akan ada Murid yang memiliki kemampuan khusus?” tanya Lord Garvin.

Lady Caitlin melepaskan pelukannya dan berdiri di samping Lord Garvin. Dia ikut menatap desa Derana dari atas. “Aku yakin pasti ada. Hari ini Minister sudah bertanya melalui Lady Lavina. Pasti Minister sudah merasakan adanya kemampuan baru yang akan datang di Fedrich School. Bukankah bagus jika ada Murid baru. Kita bisa terbebas dari jeruji sekolah ini,” jawab Lady Caitlin yang tersenyum lebar.

Tree sedang tidur di kamarnya. Dia bermimpi dalam tidurnya. Dalam mimpinya dia melihat banyak kebakaran dan kehancuran di mana-mana. Dia bahkan tidak tahu di mana dia berada. Dalam ruangannya. Lady Lavina melihat ke arah asrama Murid perempuan. Lady Lavina segera berdiri dari kursinya dan segara menuju ke asrama Murid perempuan.

Tubuh Tree terangkat ke atas. Tubuhnya melayang di udara dan dikelilingi oleh butiran cahaya bersinar berwarna hijau. Lady Lavina memasuki asrama dan menaiki tangga menuju kamar Tree. Dia melihat warna hijau dari bagian bawah pintu kamar Tree. Lady Lavina berusaha untuk masuk, tapi pintunya terkunci. Lady Lavina berusaha dengan keras untuk terus membuka pintu. Wajahnya terlihat sangat panik. Dengan terpaksa Lady Lavina membekukan gagang pintu, kemudian menghancurkannya.

Lady Lavina masuk dan terkejut melihat Tree yang sudah melayang di udara. Mata Lady Lavina tidak berkedip melihat Tree yang dikelilingi oleh butiran cahaya hijau. Kemudian, Tree berteriak. Ia berteriak kesakitan "Aaarrggh ... Aaarrggh." Sebuah butiran cahaya berwarna ungu keluar dari kedua telinga Tree dan ikut mengelilingi tubuh Tree. Melihat hal tersebut, Lady Lavina langsung menjulurkan tangannya, mengeluarkan sebuah aliran es dan memutuskan butiran hijau dan ungu yang mengelilingi tubuh Tree. Lady Lavina perlahan-lahan menghampiri Tree sambil menurunkan tubuhnya dengan aliran es miliknya. Dia menyelimuti tubuh Tree dengan selimut dan membelai lembut rambut panjangnnya.

Keesokan harinya para Murid melakukan pembelajaran pertama dengan para pembimbing mereka. Lord Aland memulai pembelajarannya dengan menghukum Murid-nya Johan untuk menghafal apa arti dari Demion, Rules, dan Hamen.

 “Aku tidak ingin kau membuatku malu dengan tingkah semberonomu. Aku adalah Lord-mu dan aku akan mendidikmu dengan baik. Johan, perintah untukmu hari ini adalah kau harus menghafal arti dari Demion, Rules, dan Hamen. Kemudian kau harus belajar untuk menghormati semuanya. MENGERTI?” Membentak Johan.

Lord Aland meninggalkan ruang dengan membanting pintu. Johan mengerutkan dahinya. Dia menjadi bingung dengan sikap Lord-nya yang tiba-tiba menjadi marah. Padahal kemarin dia sangat baik dengan dirinya.

Tree terus merasakan sakit kepala sejak bangun tidur tadi pagi. Dia tidak bisa fokus dengan apa yang dikatakan oleh Lady Lavina. Lady Lavina berjalan menuju Tree, meletakkan tangannya di pundak Tree dan dari tangannya mengeluarkan sebuah butiran cahaya berwarna ungu yang perlahan-lahan memasuki tubuh Tree melalui hidung, mata dan kedua telinga. Tree hanya dengan samar-samar melihat butiran tersebut. Kepalanya terus bertambah sakit. Pandangannya menjadi kabur semua.

Lihat selengkapnya