Three Villages: Fedrich School

Nany Parker
Chapter #4

Lembar 3: Warna para Lord dan Lady

Pagi hari para Lord dan Lady berkumpul bersama para Murid mereka di halaman belakang sekolah. Hari ini para Murid akan belajar untuk mengetahui warna para Lord dan Lady mereka. Setiap Lord dan Lady memiliki warna berbeda dalam diri mereka.

 “Selamat pagi semua Murid. Perkenalkan aku adalah Sister Fogus. Penjaga halaman belakang ini sekaligus pembimbing untuk latihan kebugaran tubuh kalian nanti. Salam kenal untuk para Murid,” salam Sister Fogus.

 “Salam kenal kembali Sister Fogus,” jawab para Murid serentak.

Lady Gleda membisik pada Murid-nya Neva. “Warna kita adalah warna yang paling cantik,” katanya sambil tersenyum lebar. Neva mengangguk melihat Lady Gleda, kemudian kembali melihat Sister Fogus.

 “Hari ini para Lord dan Lady akan menampilkan warna dalam diri mereka masing-masing. Kalian sebagai Murid memiliki warna yang sama dengan Lord atau Lady kalian. Jadi, warna Lord atau Lady kalian adalah warna dalam diri kalian juga,” jelas Sister Fogus.

 “Apa tujuan dari warna ini?” tanya Albert.

 “Pertanyaan bagus. Sebagai ciri dari Lord dan Lady kalian. Saat kalian melihat cahaya berwarna ungu, berarti Lady Lavina sedang dalam bahaya atau butuh bantuan atau memang ingin memberi tanda keberadaan dirinya,” jawab Sister Fogus.

 “Jadi, Lady Lavina memiliki warna ungu,” kata Johan.

 “Yups. Baiklah Lord dan Lady silahkan tunjukkan warna kalian,” pinta Sister Fogus.

Lord Alfred menjadi Lord pertama yang menampilkan warnanya. Lord Alfred menutup matanya, kemudian perlahan-lahan merentangkan kedua tangannya. Sebuah butiran cahaya berwarna jingga keluar dari telinganya. Warna jingga adalah warna Lord Alfred.

Setelah Lord Alfred. Kemudian Lord Aland yang menunjukkan warnanya. Di sela-sela Lord dan Lady menunjukkan warnanya. Lady Lavina membuat sebuah burung merpati dari es untuk menyampaikan pesannya pada Tree yang sedang duduk di kursi para Murid. “Tree, kau harus menghafalkan warna setiap Lord dan Lady. Hafalkan dengan kepalamu sendiri. Tanpa catatan,” pesan Lady Lavina.

Burung es tersebut terbang melewati para Lord dan Lady. Kemudian, terbang melewati pohon maple dan bunga-bunga yang tumbuh di halaman belakang. Burung es itu melewati setengah lapangan untuk sampai ke pundak Tree dan menyampaikan pesan dari Lady Lavina. “Terima kasih telah menyampaikan pesan ini ice bird,” ucap Tree. Tak lama seperti biasa. Burung es itu hancur seperti bongkahan es yang pecah. Tree berfokus kembali pada para Lord dan Lady.

Selesai pembelajaran di lapangan. Para Lord dan Lady kembali dengan Murid mereka ke ruang belajar masing-masing. Lady Lavina memberikan selembar kertas dan quil kepada Tree. “Tulis setiap warna Lord dan Lady,” perintah Lady Lavina. Tree mulai mengambil quil tersebut dan mulai menulis.

·      Lord Alfred warna jingga.

Lihat selengkapnya