Para Lord dan Lady memasuki Aula. Mereka semua akan membahas tentang ujian ulang untuk para Murid. Para Lord dan Lady memiliki rencana untuk mengubah sistem ujian. Mereka ingin para Murid memiliki ujian praktik.
“Apa ini akan baik-baik saja?” tanya Lord Aland.
“Yakinlah Lord. Ini pasti akan baik-baik saja,” jawab Lord Dover.
“Kalian punya waktu 3 minggu untuk mengajar para Murid. Masalah keamanan akan kita bahas lagi nanti,” ucap Lady Lavina.
Keluar dari Aula, Lady B menarik tangan Lady Lavina untuk ikut dengannya. Lady B membawa Lady Lavina di ruang penyimpan makanan. “Untuk apa ke sini Lady B?” tanya Lady Lavina. Lady B menggeser sebuah lemari besar yang terbuat dari kayu paling bagus di desa Derana. Dengan kemampuannya Lady B dapat mengalihkan lemari kayu tersebut dengan sangat mudah.
Di balik lemari tersebut terdapat satu ruangan yang di dalamnya ada satu tempat tidur, meja dan kursi, dan sebuah rak yang di penuhi oleh buku-buku. “Selamat datang di ruang rahasia kami Lady Lavina,” sambut Lord Chaiden. Lady Lavina berjalan melihat keseluruhan ruang itu dan melihat beberapa buku tua yang ada.
“Kalian membuat ruangan ini, apa tidak takut kalau aku akan melaporkan ini pada Minister,” ucap Lady Lavina.
“Ayolah Lavina. Dalam ruangan ini kita harus melupakan soal jabatan dan aturan,” jawab Lord Alfred.
“Kenapa?” tanya Lady Lavina
“Ini ruangan bekas Sister Pun dulu. Tidak terpakai, jadi kami menggunakannya untuk bersembunyi agar dapat menjalankan misi rahasia kami dengan tenang Lavina. Kami sudah belajar cukup banyak selama 2 bulan ini dan menemukan hal yang cukup mengejutkan,” jawab Lady B.
“Misi apa yang kalian jalankan? Dan kenapa harus rahasia?” tanya Lady Lavina.
“Ini berkaitan dengan ular besar yang kita temui bersama. Kau sendiri yang bilang kalau kita harus mencari tahu bersama. Jadi, kami menggunakan ruangan ini untuk mencari tahu tentang ular itu bersama,” jawab Lord Chaiden.
“Baiklah. Apa yang kalian dapat tentang ular tersebut?” tanya Lady Lavina.
“Dari banyak buku tentang desa kita ini terbuat. Kami menemukan satu hal yang luar biasa. Boa bukanlah satu-satunya ular besar yang tersisa. Katanya di Black Forest terdapat 2 ekor ular besar yang tersisa. Tapi suatu hari salah satu ular hilang dan tidak tahu ke mana. Tidak ada yang memberitahu hal ini karena takut warga desa akan khawatir,” jelas Lady B.
“Selain itu. Ingat beberapa bulan sebelum perang ratusan tahun lalu. Para Lord dan Lady membangun pelindung untuk desa. Aku rasa itu untuk ular tersebut,” sambung Lord Chaiden.
“Pertanyaannya adalah kenapa ular tersebut bisa muncul kembali setelah ratusan tahun menghilang,” kata Lord Alfred.
“Bisakah aku mempercayai kalian? Dan kenapa kalian mau mencari tahu tentang semua ini?” tanya Lady Lavina.
“Ini tugas kita untuk melindungi semua orang. Saat kita menjadi Lord dan Lady kita sudah bersumpah atas nama pendiri desa ini. Jadi, kau bisa percaya pada kami,” sahut Lord Chaiden.
“Malam ini kalian harus datang ke perpustakaan. Alfred akan mengajak kalian datang ke ruanganku. Gunakan kupu-kupu es ini untuk membuka jalan,” ucap Lady Lavina sambil menciptakan kupu-kupu esnya.
Lady Lavina berjalan ke taman belakang sambil melihat Tree yang sedang bermain dengan Rula dan teman-teman yang lain. Lady Lavina tersenyum. Dia mengingat dirinya dulu juga seperti itu. Bermain kejar-kejaran dengan teman-teman, tertawa bersama, saling marah-marahan karena masalah sepele. Itu semua hanyalah kenangan indah yang akan selalu diingatnya. “Kenapa harus aku yang terpilih. Bahkan aku belum merasakan rasanya bermain kejar-kejaran dengan puas,” ucapnya dalam hati.
Lady Lavina memasuki Aula Minister. Hari ini Lady Lavina berniat untuk meminta Minister mengizinkannya mengganti sistem ujian. Tidak ada Lady yang berani untuk bicara dengan Minister selain Lady Lavina.