Sudah 1 minggu berlalu sejak kekacauan yang disebabkan oleh Forek. Pembelajaran para Murid harus di tunda karena kondisi para Lord dan Lady sedang dalam tahap penyembuhan. Lord Dover paling sibuk selama ini. Dia harus fokus dengan pengobatan para Lord dan Lady lain, dan dirinya juga harus dengan fokus dan benar mengatasi kondisi Lady Lavina.
Para Lord dan Lady, kecuali Lord Dover mengalami luka ringan. Mereka hanya mendapat beberapa luka robekan akibat terkena serangan burung gagak. Sementara Lady Lavina mengalami luka yang cukup serius. Lady Lavina kehilangan seluruh energinya. Luka luar tubuhnya mungkin dapat sembuh dengan mudah, tapi luka dalam tidak mudah untuk diatasi. Selama satu minggu ini Lady Lavina selalu meminum obat buatan Lord Dover dan selalu istirahat di kamarnya. Dirinya tidak pernah sedikit pun keluar dari kamarnya. Bahkan Tree tidak mendapat kesempatan untuk melihat Lady Lavina.
“Tree sangat merindukanmu,” kata Lord Alfred yang membawa racikan obat dari Lord Dover.
“Aku membaca surat-surat darinya. Setiap hari dia menulis surat dan memasukkannya dari celah bawah pintu,” sahut Lady Lavina.
“Hahahahah. Dia sangat menyayangimu. Oh ya, apa kau tahu kalau dia pingsan saat kejadian Forek minggu lalu?” tanya Lord Alfred.
“Tahu. Dalam suratnya dia menceritakan semuanya. Suratnya sangat dingin karena hatinya khawatir,” jawab Lady Lavina tersenyum.
“Cepat minum obatmu. Kau harus cepat sembuh. Pembelajaran harus segera dilaksanakan,” ucap Lord Alfred.
“Baik. Tapi, kau juga harus melihat dirimu. Lihat luka di sekujur tubuhmu.” Menunjuk luka di pipi Lord Alfred.
“Semua Lord dan Lady lain juga mendapat luka ini. Karena burung gagak sial itu.”
“Hahahahahah. Sini obatnya aku minum dulu.”
Tree terus dikamarnya selama satu minggu ini. Dia sedih tidak mendapat balasan dari Lady Lavina. Dia bahkan tidak tahu apa Lady Lavina sudah membaca suratnya atau belum. Rula merasa khawatir dengan Tree. Dia menceritakan pada Lord Alfred keadaan Tree. Tapi, Lord Alfred meminta Rula untuk terus berusaha membujuk Tree. Rula adalah teman yang paling dekat dengan Tree.
Lady Lavina mengganti pakaiannya dan segera menuju Aula Minister. Wajah Lady Lavina masih terlihat sedikit pucat. Dia menutupi wajah pucatnya dengan riasan agar dirinya terlihat lebih segar dan bersemangat.
“Terima kasih sudah menyelamatkanku,” kata Lady Lavina.
“Jangan lupa Lavina. Kau adalah Murid-ku. Hubungan Murid dan pembimbingnya sangat dalam. Lagi pula jika kau pergi begitu saja seperti ayahmu. Siapa yang akan membantu perang nanti. Kedamaian tidak akan bisa dicapai tanpa dirimu,” tutur Minister.
“Terima kasih untuk rasa sayangmu Minister. Kau bahkan rela mengeluarkan cermin kesayanganmu. Pembelajaran dapat dimulai setelah musim dingin berakhir. Kondisiku telah membaik.”
“Bagus kalau begitu.”
“Aku ingin mengundur rencana perang yang Minister buat. Aku ingin para Murid belajar terlebih dahulu. Jika mereka bisa mempelajari kemampuan mereka dengan baik dan mendalam. Saat perang mereka dapat menjadi pion yang baik untuk membantu kita.”
“Selalu iya untuk idemu Lavina. Kau memang tidak pernah mengecewakan”
“Terima kasih.”