Three Villages: Fedrich School

Nany Parker
Chapter #15

Lembar 14: "Item"

Para Lord dan Lady melanjutkan pembelajaran pada Murid mereka masing-masing. Jendral Michael telah menutup seluruh gerbang sekolah dan desa. Tidak ada yang boleh keluar dari sekolah dan desa, tapi sampai sekarang pelakunya belum tertangkap juga. Minister meminta Jendral Michael untuk melakukan pencarian secara diam-diam. Tidak boleh para Murid dan warga desa mengetahui kejadian yang menimpa Sister Enda. Sementara asrama perempuan kini di jaga oleh Sister lain.

Lady Lavina menyiapkan 8 kuda di depan gerbang sekolah. Mengenakan jubah panjang berkerudung warna merah, Lady Lavina langsung menaiki kuda hitam kesayangannya. Kuda betina jenis kuda morgan. Memiliki warna hitam pekat, tubuh berotot, dan kaki yang sangat kuat. Kuda ini didapat Lady Lavina sebagai hadiah di hari ia diangkat menjadi Lady. Kuda ini sangat berharga bagi Lady Lavina, ia sampai memberinya nama Qiullan. Kemudian, Lord Alfred, Lord Chaiden, Lady B, Lord Dover, dan kelima Murid yang lulus ujian datang. “Kalian berlima silakan pilih kuda yang ingin kalian tunggangi. Kalian akan bertemu dengan teman baru kalian,” ucap Lord Chaiden.

 “Kita akan ke mana Lord?” tanya Darren.

 “Rahasia,” jawab Lord Chaiden.

Kelima Murid segera memilih kuda mereka. Kemudian mereka semua memacu kuda dengan sangat cepat. Lady Lavina memimpin di depan dengan memegang sebuah token giok yang menjadi kunci agar dapat melewati gerbang desa. Selama berkuda Tree terus memperhatikan Lady Lavina. Dia merasa ada yang aneh dengan Lady Lavina.

Mereka semua sampai di sebuah hutan yang gelap dan sunyi, yang tidak lain adalah Black Forest. “Kalian harus terus bersama Lord dan Lady kalian. Tidak ada yang boleh pergi sendiri,” kata Lady Lavina.

 “Lady, hutan apa ini?” tanya Rula.

 “Ini adalah hutan yang terkenal sebagai hutan paling besar di desa. Tempat sang pelindung desa tinggal. Black Forest,” jawab Lady Lavina.

 “Jadi, ini Black Forest. Sesuai sekali dengan namanya,” cetus Albert.

Para Murid masuk ke dalam hutan bersama dengan Lord dan Lady mereka. Mereka melihat sekeliling. Suasana Black Forest sangat sunyi dan gelap. Tidak ada satu pun bunga liar yang tumbuh di sini. Hanya rerumputan dan pohon-pohon yang menjulang tinggi.

Lady Lavina membawa mereka semua ke sebuah pohon besar. Pohon itu memiliki bentuk yang sangat mirip dengan pohon beringin. Pohon itu bernama “Pohon Kematian” nama pohon itu diambil dari apa yang akan dihadapi saat masuk ke dalam pohon tersebut. Terdapat sebuah celah besar di batang pohon. Layaknya sebuah pintu yang bersinar sangat terang. Lady Lavina mengambil lima kertas dari sakunya. Kemudian memasukkannya ke dalam celah pohon itu. Kertas itu adalah kertas yang berisikan nama kelima Murid yang lulus ujian.

 “Ini adalah pintu menuju ke tempat di mana kalian bisa menemukan “Item” kalian. “Item” adalah pelindung kalian. Termasuk teman baru kalian. Namun, tidak mudah untuk mendapatkannya. Kalian akan menghadapi tantangan masing-masing untuk membuktikan kalau kalian pantas mendapatkan “Item” itu. “Item” tidak bisa kalian pilih. Tapi, “Item” bisa memilih kalian,” jelas Lady Lavina.

 “Tree aku yakin kita bisa,” bisik Rula.

 “Hmmm.” Angguk Tree.

 “Kalian semua silakan masuk dalam pintu ini. Jika, ada yang menyerang kalian. Maka kalian harus melawannya. Karena yang menyerang kalian adalah penjaga yang memegang “Item” kalian. Kalian harus merebutnya dengan mengalahkannya. Jika kalian gagal, maka kalian tidak berhak untuk memilikinya,” instruksi Lady Lavina.

Darren menjadi Murid yang masuk pertama kali. Di susul oleh Rula, Albert, Hope, dan Tree. Sebelum Tree memasuki pintu. Lady Lavina menatap tajam pada Tree. Tatapan Lady Lavina mengisyaratkan bahwa dirinya yakin kalau Tree pasti bisa mendapatkan “Item” miliknya.

Lord dan Lady menunggu di luar. Lady Lavina duduk diam, merenungkan sesuatu. Lord dan Lady lain tahu dengan apa yang dipikirkan oleh Lady Lavina. “Oh ya. Mumpung di sini sepi. Ayo bahas tentang Sister Enda,” ucap Lord Dover.

 “Sangat susah membahas kondisinya. Tidak ada yang bisa aku lakukan. Dia berubah menjadi batu seperti itu. Benar seperti yang dikatakan oleh Lord Dover. Itu kutukan,” ujar Lady B.

 “Lavina, menurutmu bagaimana kita menyembuhkan Sister Enda?” tanya Lord Chaiden.

 “Entahlah. Aku masih memikirkannya. Aku sudah berusaha untuk mencari tahu, tapi tidak ada yang tahu cara menyembuhkannya,” kata Lady Lavina.

Kelima Murid yang memasuki pintu, mereka terhubung ke sebuah hutan yang terletak di pegunungan. “Tempat apa ini sebenarnya?” tanya Albert.

 “Tidak tahu,” jawab Tree.

 “Aku pernah membaca di buku. Tempat ini dinamakan alam kematian. Katanya di sini banyak hewan-hewan raksasa. Setiap hewan yang ada adalah penunggu dari Item yang akan kita miliki. Kalau kita gagal melawannya, kita kehilangan Item-nya,” jelas Darren.

 “Kalau begitu ayo kita hadapi bersama,” kata Albert.

 “Percuma. Satu hewan untuk satu Murid,” sahut Rula.

 “Sekarang, kita harus pergi ke mana?” tanya Darren.

Lihat selengkapnya