Three Villages: Fedrich School

Nany Parker
Chapter #17

Lembar 16: Orchid Mountain

Sempat tertunda karena masalah Daniel. Akhirnya hari ini Lord Alfred dan Lady Lavina menunggangi kuda mereka menuju Orchid Mountain. Sepanjang perjalanan Lord Alfred terus memikirkan keselamatan Lady Lavina. Apa yang dilakukan oleh Lady Lavina sangat berbahaya. Jika Minister mengetahuinya, maka Lady Lavina akan dicap menjadi penghianat. “Aku akan bersamamu Lavina. Aku akan selalu melindungimu,” ucapnya dalam hati.

Tree mencari Rula dari tadi pagi. Dia tidak melihat Rula saat sarapan. Tree mencari di taman belakang, perpustakaan, dan ruang belajarnya. Dia tidak menemukan Rula di mana pun. Malas mencari, Tree pergi ke ruang belajarnya. Dia meninggalkan buku miliknya di sana. Tree mengeluarkan kunci untuk membuka ruang belajarnya, tapi saat ingin memasukkan kuncinya, Tree menjadi heran karena pintunya tidak tertutup dengan rapat. “Aku sangat yakin kalau aku menguncinya dengan benar,” gumam Tree.

Tree memegang gagang pintu, mendorongnya perlahan. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanya Tree yang tampak terkejut. Rula melihat ke belakang dan dia tampak terkejut melihat Tree yang memergokinya sedang memegang sebuah buku. “Kau tidak boleh masuk ke sini. Jika Lady Lavina melihatmu. Dia akan menghukummu,” kata Tree.

 “Maaf Tree. Aku sedang mencari sebuah buku di sini,” ungkap Rula.

 “Buku? Buku apa?” tanya Tree yang merapikan beberapa buku yang berantakan karena Rula.

 “Aku kehilangan buku belajar milikku. Aku pikir sepertinya terbawa olehmu. Maaf Tree. Bukunya tidak ada. Aku pergi dulu,” pamit Rula yang langsung meninggalkan ruangan.

 “Ehhhh Rula! Aku belum selesai bicara,” kata Tree. “Aneh sekali. Ada apa dengannya.”

Lord Alfred dan Lady Lavina mendaki Orchid Mountain. Gunung yang tidak terlalu curam dan dipenuhi oleh berbagai jenis bunga anggrek. Segala jenis bunga anggrek tumbuh di gunung ini. Banyak warga desa yang tidak berani untuk mendaki gunung ini. Banyak rumor yang mengatakan bahwa gunung ini memiliki aura yang tidak baik. Katanya dulu banyak warga yang mendaki gunung ini untuk mengambil bunga anggrek di sini untuk dijadikan obat. Namun, ada satu orang yang mendaki gunung ini dan menyinggung dewa di gunung ini. Sehingga sang dewa mengutuk semua orang yang menaiki gunung ini. Setiap orang yang menaiki gunung ini tidak akan bisa kembali dan semua bunga anggrek di gunung ini tidak bisa dipetik. Sejak saat itu tidak ada lagi orang yang berani untuk mendaki gunung ini.

“Alfred, apa masih jauh?” tanya Lady Lavina yang sudah kelelahan. Lord Alfed memberikan Lady Lavina sebotol air minum. “Tidak jauh. Sebentar lagi akan sampai.” Mereka berdua melanjutkan perjalanan. Sampai akhirnya menemukan sebuah gubuk tua. Lord Alfred membantu Lady Lavina duduk di kursi kayu. Setelah itu Lord Alfred mengetuk pintu dan memanggil pemilik gubuk. Tidak ada yang menjawab panggilan Lord Alfred. Tidak ada sedikit pun suara yang terdengar. “Alfred, coba periksa di belakang sana. Setahuku bibi memiliki kebun sayur. Dia pasti sedang sibuk di kebunnya,” kata Lady Lavina. Lord Alfred pergi ke belakang gubuk. Beberapa saat kemudian, dia kembali bersama seorang wanita tua. Wanita tua itu adalah penjaga Orchid Mountain. Dikenal oleh warga setempat sebagai seorang nenek-nenek. Padahal umurnya belum terlalu tua untuk menjadi nenek.

 “Bibi Suyi,” panggil Lady Lavina.

 “Apa kabar, nak?” tanya bibi Suyi sambil merangkul Lady Lavina.

“Dia tidak baik-baik saja Bibi,” sahut Lord Alfred dengan cepat.

 “Hahahahaha. Ayo masuk. Kita duduk di dalam,” ajak bibi Suyi.

Mereka mengobrol di dalam gubuk. Bibi Suyi menyiap seteko teh hangat untuk menemani obrolan mereka. “Aku sudah membaca surat yang dikirim oleh Alfred. Tidak banyak yang aku ketahui. Ratusan tahun tidak turun gunung. Bahkan, sudah lupa apa yang ada di bawah gunung. Aku hanya mencari jawaban dari pengetahuan masa lalu yang masih melekat di otakku dan sedikit buku yang ada di gubuk ini,” kata bibi Suyi.

 “Jadi, apa Bibi menemukan jawabannya?” tanya Lady Lavina dengan raut wajah yang sangat menggebu-gebu.

 “Tenang Lavina. Kau seharusnya sudah tahu jawabannya, tanpa harus bertanya padaku.” Menuangkan teh ke gelas Lady Lavina.

Lihat selengkapnya