Mereka berempat sampai di desa Hasai. Lady Lavina membawa mereka ke sebuah ladang milik desa Hasai. Di sana ada sebuah gubuk kosong milik petani. Gubuk ini sudah lama tidak dipakai, jadi Minister Adora menggunakannya untuk menyembunyikan Lady Lavina. Di gubuk ini sudah berkumpul Minister Adora, Ethan, dan Luna.
“Adora … kau sangat cantik,” kata Lady B.
“Hahahahaha. Aku adalah seorang Minister, tentu harus menjaga kesehatan tubuhku, termasuk kulitku. Ohhh ya, lama tidak bertemu. Apa kabar?” tanya Minister Adora.
“Adora, sebelum kami menjawab pertanyaanmu. Kami harus memanggil dirimu apa? Minister? Atau Adora?” tanya Lord Chaiden yang meledek Adora.
“Apa saja boleh. Asalkan itu baik. Tapi, aturan di desa Hasai adalah harus menghormati yang lebih tua. Walau aku adalah orang paling tinggi di desa karena jabatan Minister, tetap yang lebih tua memanggilku dengan Adora,” jawab Minister Adora.
“Maka karena kita teman, maka harus memanggil nama saja,” sambung Ethan.
“Betul,” jawab Minister Adora.
Lord Alfred terlihat tidak senang melihat Ethan yang ada di gubuk ini. Entah apa yang terjadi di antara mereka, tapi yang pasti dari pertemuan awal Lord Alfred tidak terlalu suka dengan Ethan. Lady Lavina membawa sebuah toples yang berisikan daun teh, dia memberikan toples itu pada Ethan. “Tolong aku untuk menyeduhnya,” pinta Lady Lavina. Ethan mengambil toples itu dan segera pergi ke dapur. Lady Lavina melihat Lord Alfred dan segera mengajaknya keluar dari gubuk.
“Desa Hasai termasuk desa yang tidak kesusahan dalam masalah air. Ladang ini menjadi tandus bukan karena kurang air. Melainkan karena tanah yang kurang subur. Hanya desa Derana yang mempunyai cara untuk mengatasi ini. Tapi, Minister selalu tidak ingin memberikan cara itu pada desa Hasai. Harus nyawa yang ditukarkan untuk alat itu. Tentu saja berat untuk Adora setuju akan pertukaran tersebut,” jelas Lady Lavina.
“Kau seperti ini. Apa kau yakin? Kau tahu seberapa banyak kerugian yang kau tanggung? Kau tahu akan kehilangan semua yang kau miliki?” tanya Lord Alfred menatap Lady Lavina.