Saat fajar tiba mereka sampai di desa Imanen. Di sana mereka mendapat sambutan hangat dari penjaga gerbang karena plakat yang mereka bawa. Lady B merasa lapar melihat roti yang dijual di kedai tepat di depan jalan sana. "wangi sekali ... masih hangat." Lady B menarik tangan Lord Alfred dan menunjuk arah kedai roti. “Tidak ada waktu untuk makan. Aku membawa apel, jika mau,” kata Lord Alfred sambil mengambil apel dari dalam tasnya.
Mereka berlima melanjutkan perjalanan mereka ke Gunung Tinggi. Gunung ini terletak di sebelah utara. Jaraknya cukup jauh dari desa. Setelah berjalan sekitar satu jam. Mereka akhirnya sampai di depan gua yang merupakan pintu masuk untuk ke Gunung Tinggi. “Mari istirahat dulu,” ajak Lord Chaiden. Mereka duduk di depan pintu gua. Mengeluarkan makanan dan membuat teh untuk minum. “Setelah melewati semua ini. Aku merasa menjadi lebih dewasa,” cetus Lord Chaiden.
“Memangnya kau muda. Kau tahu sudah berapa ratus tahun umurmu,” sambung Ethan.
“Ehhh! Ethan, kau tidak berbeda sama sekali. Masih sama. Hahahahahaha, apa rahasianya?” tanya Lord Chaiden.
Luna mencari Tree dan Rula dimana-mana. Tapi, tetap tidak menemukan mereka. Luna sudah meminta para pedagang untuk menyebarkan berita ke desa Hasai dan Imanen secara tersembunyi. “Anak seperti itu tidak mungkin bisa pergi jauh. Kecuali ….” Luna pergi menuju ke gubuk milik pamannya. Ia teringat bahwa mereka berdua pernah diajak oleh Luna ke sana dan mungkin saja mereka ke sana mencari Luna.
Gubuk tersebut kosong. Tidak ada siapa pun. “Ke mana laki-laki tua ini?” tanya Luna dalam hati. “Pamam! Paman! Paman Mathis!” panggilnya beberapa kali. Luna melihat sebuah lukisan yang ada di gubuk. Lukisan itu adalah sebuah peta. Peta kota AClock yang begitu besar, beserta tiga desa. “AClock, kota AClock. Apa mungkin ….” Langsung pergi meninggalkan gubuk dengan tergesa-gesa.
“Apa kalian sudah cukup istirahat?” tanya Lady Lavina.
“Sejujurnya belum. Kita berkuda dari malam sampai pagi. Pinggangku sangat sakit. Kita juga tidak tahu sejauh apa harus mendaki,” sahut Lord Chaiden.
“Dover akan menyembuhkan sakit pinggangmu. Tapi, kalau sekarang terlalu lama istirahat, maka nyawamu yang akan hilang,” balas Lady Lavina.
“Baiklah. Ayo berangkat,” ajak Ethan.
Mereka memasuki pintu gua. Setelah melewati pintu gua, dapat terlihat jalan setapak yang sangat curam. “Mari tinggalkan beberapa barang yang tidak penting. Lebih baik bawa saja minum dan yang lainnya ditinggal,” saran Lord Alfred.