Three Villages: Fedrich School

Nany Parker
Chapter #30

Lembar 29: Dahulu Kala

“Ethan!!! Ethan!!! Ethan!!!” teriak mereka semua. Ethan terbaring tak sadarkan diri. Hal ini membingung semua orang. Sementara, Lady Lavina yakin jika tempat ini ada ikatan dengan Ethan. “Bagaimana jika dia tidak bangun?” tanya Lord Chaiden. Lady Lavina melihat Lord Chaiden dengan tatapan bingung. Mereka menggoyang-goyangkan tubuh Ethan sambil berteriak terus-menerus. Lord Alfred menempelkan jimatnya di tubuh Ethan. Lord Alfred menutup matanya, merasakan tali hitam yang menyusuri waktu mencari Ethan. Tali hitam itu berhenti dan terikat di tangan Ethan kecil yang tertidur.

Lord Alfred membuka matanya, “Ethan terjebak dalam putaran waktu. Dia kembali ke masa kecilnya bersama Wuyi.” Sekarang mereka harus mencari cara untuk membangunkan Ethan. Tidak ada yang bisa kembali dari putaran waktu tanpa keinginan sendiri. Mereka harus mencari cara yang dapat membangunkan Ethan. “Lukai tubuhnya. Buat dia merasa sakit,” ucap Lady B.

 “Maksudmu?” tanya Lord Chaiden yang heran.

 “Benar kata B. Saat tubuh merasakan sakit, maka rohnya mau tidak mau harus kembali sebagai bentuk pertahanan hidup,” kata Lord Alfred.

Lady Lavina mengeluarkan pedang es dan menancapkannya di bahu kanan Ethan. Tidak ada reaksi sama sekali dari tubuh Ethan. Lady B mengeluarkan belatinya, menyayat kaki Ethan. Tetap tidak reaksi. Lady Lavina menusuk lebih dalam pedangnya. “Berhenti!” Menghentikan tangan Lady Lavina. “Kenapa?” tanya Lady Lavina. “Jika kau melukainya terlalu parah, saat kembali dia akan merasakan sakit. Tubuhnya bisa terluka parah,” jelas Lord Alfred.

 “Dia sangat kuat. Sudah seperti ini masih tidak ingin kembali,” ujar Lady B.

 “Serang dari dalam. Itu satu-satunya cara sekarang. Dia harus bangun, waktu terus berjalan,” kata Lord Chaiden.

Mereka berempat mengarahkan tangan ke tubuh Ethan. Mengeluarkan kekuatan mereka. Kali ini Ethan pasti bangun. Mereka menyerang dari dalam, sehingga memaksa dia harus kembali ke tubuhnya. Tubuh Ethan merespon. Tubuhnya bergetar. “Sedikit lagi,” ucap Lady Lavina.

Lihat selengkapnya