Kota dalam konteks Kajian Budaya adalah kota kontemporer, artinya kota sebagai bagian dari proses urbanisasi dalam modernitas, dengan kebudayaan yang terhubungkan dengan modernisme. Dengan kategorisasi seperti itu, setidaknya terdapat tiga tipe kota, yakni Inner City, Postmodern City, dan Global City.
Inner City, maksudnya adalah suatu kota “modern†Anglo-Amerika yang umumnya dipahami sebagai wilayah-wilayah pengembangan dari suatu pusat (ingat Jakarta Pusat?) dan dihuni berbagai jenis atau kelas dalam masyarakat. Akibatnya, berbagai kelompok kelas sosial menghuni berbagai wilayah tertentu yang spesifik, yang diseleksi berdasar tingkat penghasilannya. Belakangan, Inner City sering mengacu pada wilayah miskin non-kulit-putih yang tak terurus, tetapi diimbangi tumbuhnya wilayah pinggiran sebagai hunian kelas menengah (dulu Kebayoran Baru, kemudian Pondok Indah, Bintaro, atau BSD City begitu?).
Dengan terbangnya kelas menengah ke pinggiran, pusat kota tinggal dihuni kelas bawah atawa golongan miskin, yang ditandai oleh tingginya kriminalitas dan kemungkinan terjadinya kerusuhan massal. Jika penghuni Menteng dan sekitarnya dianggap kelas menengah, maka Jakarta tak sesuai kategori Inner City—kecuali jika penghuni Menteng itu digolongkan sebagai orang-orang kaya lama, yang kini hanya berpenghasilan sebesar pensiunan. Sebuah definisi yang menjadi tidak cocok jika kita sertakan pensiunan seperti di Jalan Cendana. Perubahan dalam 25 tahun terakhir, sebagian kota terbentuk sebagai Postmodern City, yang sering dicontohkan dengan pertumbuhan Los Angeles. Apa yang disebut de-industrialisasi dan re-industrialisasi dalam konteks ekonomi global, telah mengubah basis ekonomi kota menuju kombinasi industri teknologi tinggi dengan industri berketerampilan rendah, mengandalkan buruh, dan rancangan yang sensitif. Dalam Postmodern City, pekerjaan, permukiman, sistem transportasi, dan garis pemisahan etnik atawa rasial ditandai oleh restrukturisasi dan redistribusi, sehingga kategori pembagian wilayah seperti dalam Inner City tidak berlaku lagi.