Tiada Ojek Di Paris

Mizan Publishing
Chapter #2

Manusia Jakarta, Manusia Mobil

Dunia Jakarta adalah dunia mobil dan kemacetan. Tidak bisa tidak, manusia Jakarta harus berurusan dengan dua perkara itu. Demikianlah pertumbuhan Jakarta melahirkan mobil-mobil dan orang bermobil, dan hasilnya adalah sebuah dunia yang macet oleh pertumbuhannya sendiri. Mampus! Namun untuk kesekian kalinya, manusia menunjukkan kemampuannya beradaptasi.

Manusia dan mobil dalam sintesis kemacetan ternyata melahirkan semesta yang unik. Secara teoretis, waktu dalam kehidupan manusia Jakarta dibagi dua, di rumah dan di tempat kerja. Ini melahirkan dikotomi stereotip tentang tarik ulur antara keluarga dan karier. Dalam praktiknya, waktu yang 24 jam itu ternyata dibagi tiga: waktu di rumah, waktu di kantor, dan waktu dalam perjalanan yang bagi sebagian manusia Jakarta, hal itu berarti berada dalam mobil.

Andaikanlah secara rutin dia menghabiskan 2 jam untuk mencapai kantor dari rumah dalam jebakan kemacetan, maka itu berarti 4 jam sehari, masih ditambah jika untuk segala urusan kerja dia harus ke sana dan kemari. Alhasil, tak kurang dari sepertiga waktu dalam hidup manusia Jakarta habis dalam mobil. Seandainya dia bekerja mulai umur 25 tahun, dan berhenti kerja umur 55 tahun, maka tak kurang dari 10 tahun dari masa kerjanya habis di perjalanan.

Lihat selengkapnya