Lho kok?!
Bukannya dia Pria genit kemarin di taman ya? Bisa-bisa nya dia kesini. Mau tidak mau harus ku layani, kalau tidak? Aku bisa di pecat oleh atasanku karna dia saja.
Akupun menghampiri Pria aneh itu, dia pun heran, sama seperti ku.
"Silahkan, mau pesan apa?" tanyaku dengan lembut sekaligus sopan yang bisa di bilang terpaksa.
Jujur, aku tidak menyukai Pria yang genit dan so kenal denganku.
Dia yang sedang memainkan handphone nya itu pun melihat ku dengan datar.
"Aku yakin kamu ingat aku" ucapnya.
"Huh? Eh dimana ya? Maaf aku tidak kenal dengan mu," jawabku berbohong.
"Kamu berbohong," ucapnya berusaha meyakinkan ku.
ARGH ! Rasanya aku ingin kabur saja,menyebalkan sekali.
"Apa kau ingin memesan sesuatu," tanyaku berusaha sabar.
"Baiklah, capuccino latte satu, dingin," dia menghembus kan nafas dengan berat dan kembali memainkan handphone nya.
Akupun mencatat pesanan nya dan menuju dapur untuk memberi tahu pesanan.
"Hey, Leyna!" panggil teman ku yang bernama Viona, pekerja juga sepertiku, tapi dia bagian kasir.
"Hum?" jawabku menghampiri nya.
"Dia siapa?" tanya Vio sembari menunjuk ke arah Pria genit itu.