Secepat itu mereka pergi? Sudah lama tidak berjumpa dan tidak mengetahui kabarnya, tapi ketika mengetahui kabarnya mereka sudah tiada.
"Serius?! Innalillah.. turut berduka ya." Ucapku turut bersedih mendengar kabar tersebut.
Ernest hanya mengangguk dan tersenyum tipis. Mungkin dia kembali mengingat orang tuanya.
"Uhm, kalo boleh tau, karna apa?." Tanyaku penasaran perihal kematian orangtua Ernest.
Ernest menghela nafas nya sebelum menjawab pertanyaan yang aku lontarkan.
"Saat gue lagi di Indonesia untuk kuliah, orang tua gue yang lagi di Kanada berencana untuk mengunjungi gue di Indonesia. Tapi, gue tunggu kabar dari mereka dan ternyata mereka ngga kasih kabar juga. Gue mulai curiga, harusnya mereka udah sampe. Udah pukul 8 malam lewat 14 menit." Jawab Ernest berusaha untuk tetap tegar.
"Dan beberapa menit kemudian, gue terima telepon dari Rumah sakit di sekitaran Bandara Soetta, Pihak Rumah sakit menanyakan apakah gue Ernest, gue jawab iya. Dan pihak Rumah Sakit mengabarkan kalau orang tue gue lagi dirawat di Rumah Sakit karna mereka di jambret di jalan, ngga hanya itu, orang tua gue juga ditusuk pake belati oleh begal itu." Sambung Ernest yang masih berusaha tegar, padahal mata nya sudah mulai memerah menahan air mata agar tidak jatuh.
Aku yang mendengar penyebab kematian Orang tua Ernest pun terkejut, kejam. Aku bersedih, karna Mr.Robert dan Mrs.Dahlia selalu memperlakukan aku dengan lemah lembut dan kasih sayang. Bagiku, mereka adalah keluargaku.
"Ya ampun, kejam banget. Terus gimana?." Tanyaku dengan sedikit menangis.
"Ya─ mereka meninggal 10 menit setelah dirawat di Rumah Sakit dan mereka menitipkan surat untuk gue ke Suster. Mereka mengalami pendarahan yang hebat." Jawab Ernest dengan bibir yang sedikit gemetar.
"Ya ampun.. aku bener-bener minta maaf udah minta kamu buat jelasin ini semua." Ucap ku meminta maaf merasa tidak enak pada Ernest.
Aku menepuk pelan pundak Ernest agar dia merasa lebih tenang. Aku memberi semangat padanya.