Leyna dan Ernest pergi keluar rumah untuk jalan mengelilingi komplek.
Hawa saat itu sangat sejuk, langit sangat bersih tanpa polusi, dan pepohonan di pinggiran jalan yang hijau menyegarkan pandangan.
"Gue ngga nyangka lo masih inget wajah gue, padahal udah lama banget ngga ketemu." Ucap Leyna tersenyum.
"Awalnya gue ngga inget, tapi lo terlalu melekat di memori gue." Jawaban Ernest cukup membuat Leyna salah tingkah.
"Kok bisa ya, kita ketemu lagi? Padahal 9 tahun lho berpisah." Tanya Leyna sambil berjalan pelan dengan pandangan yang tertuju pada langit.
"Kok hal gitu aja lo tanyain, bodoh apa gimana." Ernest tertawa dan jalan menjauh lebih cepat, karna dia tahu bahwa Leyna akan memukul punggungnya.
"Ih! Gitu banget sama sahabat sendiri." Sahut Leyna kesal, tetapi begitu melihat wajah Ernest yang tertawa, Leyna ikut tertawa.
Kini, mereka berjalan dengan mulut yang tertawa lepas. Bisa dibayangkan, betapa bahagianya sepasang sahabat yang bertemu lagi setelah lama berpisah.
Tiba-tiba di pikiran Leyna terlintas sebuah tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi bersama Ernest.
"Nest, lo masih inget taman di komplek ini yang ada air mancur nya ngga?."
Leyna bertanya pada Ernest, apakah Ernest masih mengingat tersebut.
Dahulu, saat mereka kecil, mereka sering bermain di taman yang di tengah-tengah nya terdapat air mancur. Mereka juga sering duduk sembari melihat orang-orang yang tengah bermain basket di lapangan terbuka dekat air mancur.
"Yang deket lapangan itu?." Ernest berpikir sejenak. Leyna mengangguk.
"Yash! Kesana yuk?." Ajak Leyna pada Ernest dengan bahagia.
" Ngapain? Mau minum air mancur?."
"Ish! Ayo!." Leyna menarik lengan Ernest dan berlari menuju taman tujuan Leyna.
Sesampainya di taman, Leyna mengajak Ernest untuk duduk di bangku yang dekat dengan Air mancur dan lapangan basket.
Mereka tidak hanya berdua, disana tidak terlalu sepi, karna ada beberapa orang yang sedang bermain basket dan Mini Cafe di daerah tersebut yang cukup ramai pengunjung.
"Inget ngga dulu lo pernah diajarin main basket sama kakak-kakak yang dulu main basket disini?." Tanya Leyna mengingatkan Ernest pada momen saat dulu.
"Hm." Jawab Ernest singkat, padat, dan jelas.
"Terus lo nangis karna ngga bisa terus, haha." Lanjut Leyna dengan tertawa-tawa.
"Ngga lucu, Na." Ucap Ernest sedikit bete melihat sahabat nya itu menertawakannya.
"Lucu tau, ih. Ekspresi lo pas nangis dulu itu gue inget banget, haha." Lanjut Leyna diakhiri tawa yang membuat Leyna senang.
'Lo masih inget ekspresi gue nangis 11 tahun lalu, Na?' Batin Ernest sembari menatap teduh Leyna.
"Lucu banget deh." Leyna mengakhiri tawanya dengan tersenyum-senyum.
"Na." Panggil Ernest.
Leyna menoleh dan menjawab "hm?."
"Gue bawain anting buat lo, gue pesen beberapa hari lalu ke temen gue yang di canada dan paketnya baru sampe kemarin." Ucap Ernest sembari mengeluarkan sepasang anting di saku celana jeans nya.