Tiba-tiba

Dea Rivani
Chapter #16

Pencarian

Ernest bingung untuk memecahkan arti dari tulisan di jaket pria tersebut.

Ada dua kemungkinan, Itu hanya tulisan biasa dan itu bisa jadi... kode yang memiliki arti jika dipecahkan.

"Apa mungkin ini sebuah kode?." Gumam Ernest sembari terus memikirkan tulisan tersebut.

Ernest mengaku bahwa dia tidak paham mengenai kode atau urusan selidik menyelidiki. Sepertinya, Ernest membutuhkan bantuan Rendi.

Ernest menelepon Rendi untuk segera datang kerumahnya. Ernest selalu memikirkan Leyna, takut jika Leyna dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Ernest mencoba untuk menelepon Leyna, ponselnya aktif tapi tak kunjung diangkat.

Ernest juga mencoba mencari Leyna menggunakan Aplikasi Maps di ponselnya, dan titik terakhir Leyna berada di Taman dekat lapang kemarin.

Karna panik, Ernest menghela nafas berat dan mengacak-acak rambutnya.

"Nest!." Teriak seseorang dari luar rumah, tepatnya depan pintu rumah.

Ernest segera berjalan ke pintu dan membuka pintu tersebut, Rendi sudah datang.

"Masuk, Ren." Ernest mempersilahkan Rendi untuk masuk dan duduk di sofa Ruang Tamu.

Rendi adalah salah satu teman Ernest, berprofesi sebagai Polisi yang tugasnya menyelidiki dan memecahkan kasus kriminal.

Ernest mengeluarkan ponselnya dan memperlihatkan foto hasil rekaman CCTV tadi pada Rendi.

Rendi melihat foto itu dengan seksama, dia pun menemukan keanehan dalam foto tersebut.

Rendi mengeluarkan Note di saku seragamnya dan mencatat kode rahasia yang berada di belakang jaket pelaku.

Rendi dan Ernest terus mengamati tulisan tersebut, berusaha memecahkan kode yang bisa jadi petunjuk siapakah pelakunya.

"AJEBO QSBZB." Sulit bagi Rendi yang merupakan penyelidik dan pemecah kasus kriminal, apalagi bagi Ernest yang bukan seorang detektif.

Sementara, di Restoran tempat Leyna bekerja, Pak Evan datang ke Restoran karna nanti sore ada wawancara dari sebuah stasiun Televisi.

"Leyna kemana? Ngga masuk dia?." Tanya Pak Evan dengan meminum secangkir Coffee hangat.

"Emm, kayanya ngga masuk deh, Pak. Udah jam segini soalnya." Vio pun sebenarnya bingung kenapa Leyna tidak masuk hari ini.

"Dan! Zidan!." Panggil Pak Evan pada Zidan yang baru keluar dari toilet.

Zidan menengok dan menghampiri Pak Evan, "Iya, Pak?."

"Tau alasan Leyna ngga masuk?."

Zidan menggeleng.

Disaat Vio sedang bekerja, perasaan nya selalu merasa tidak enak. Takut jika ada sesuatu yang buruk akan terjadi.

Hari semakin larut, matahari sudah terbenam dan bulan muncul mengganti cahaya bagi bumi.

Lihat selengkapnya