"Ada apa kalian kesini? Mau cari seseorang :) ?."
Melihat kertas itu, Ernest memanggil Vio dan Rendi untuk turut membaca tulisan di kertas tersebut.
"Kok dia tau?." Tanya Vio heran.
"Perlakuannya udah merujuk ke Psikopat, sih. Bisa dipastikan dia benar-benar psikopat." Ujar Rendi.
"Terus, kita harus cari Leyna kemana lagi?." Tanya Ernest dengan menghela nafas berat dan melipat kedua tangannya.
"Kita cari melalui plat kendaraan pelaku sekarang." Perintah Rendi.
Mereka bertiga segera masuk ke dalam mobil dan kembali menuju Komplek Leyna, tepatnya ke Pos Satpam.
Rendi memerintahkan untuk mencari keberadaan Leyna dan Pelaku melalui Plat kendaraan, dengan cara tersebut mereka bisa menemukan alamat kendaraan tersebut berada.
Sesampainya mereka didepan gerbang komplek, mereka langsung keluar dari mobil dan menuju Pos Satpam.
Ernest menjelaskan pada Pak Satpam untuk meminta izin melihat kembali rekaman CCTV, berharap agar plat mobil pelaku terekam CCTV.
Untungnya, Pak Satpam tersebut mau membantu mereka, akhirnya mereka berada di ruang Pantau.
Mencermati tiap rekaman detik-detik Leyna diculik, ternyata plat mobil pelaku berhasil tertangkap CCTV walaupun tidak terlalu jelas.
Mereka menulis ulang Plat mobil pelaku dan menerka-nerka nomor yang sedikit buram.
Ketika sudah mendapatkan plat mobil pelaku, Rendi melacaknya melalui ponselnya. Tentunya dia seorang polisi, tidak perlu pergi ke kantor polisi.
Vio dan Ernest menunggu Rendi yang sedang melacak plat mobil pelaku.
──────────────────
Sementara, Leyna masih berada di tangan Zidan.
Leyna tidak berhenti menangis, kondisi tubuhnya sangat lemah. Terlihat dari bibir nya yang nampak pucat.
Leyna belum mengetahui siapakah orang yang menculiknya tersebut.
"Tolong, lepasin saya.." ucap Leyna memohon dengan lirih.
"Saya bisa kasih kamu uang.. tolong lepasin..." Leyna terus memohon dengan suara yang lemah dan bergetar.
Zidan pun berbicara pada Leyna. "Saya maunya kamu, bagaimana?."
Leyna semakin menangis dan tak berdaya, Leyna benar-benar sudah pasrah.
Zidan membuka masker dan topi nya, nampak jelas wajah Zidan oleh Leyna.
Leyna terkejut ketika seseorang yang menculiknya itu adalah teman kerja nya.
"Zi─ Zidan?!."
"Ya, ini gue. Kenapa, Hm?." Ucapnya dengan menyeringai.
"Kenapa lo lakuin ini..?." Tanya Leyna gemetar.