Hari ini hari ketiga ku berada di Rumah Sakit, tidak begitu membosankan karna Ernest selalu ada menemaniku.
Dan hari ini aku dibolehkan untuk pulang, aku duduk di pinggiran ranjang pasien dengan plester bekas infus di punggung tanganku.
Sementara, Vio dan ibuku membereskan makanan dan pakaian milikku untuk dimasukkan ke dalam tas, Ayah tidak ikut menjemputku karna ada pekerjaan yang harus di selesaikan.
"Sudah, Bu?." Tanya Ernest pada ibuku setelah membuka pintu kamar pasien, tempat ku dirawat.
"Sudah, mobilnya udah siap, nak?."
"Udah, Bu" jawab Ernest dan dia menghampiriku.
Ibuku dan Vio membawa tas dan pergi keluar kamar menuju mobil Ernest.
Ernest berjalan menghampiriku dan berkata "Kamu kuat jalan? Kalo ngga kuat nanti aku gendong aja."
Ucapannya yang sederhana itu mampu membuatku melayang rasanya, aku benar-benar aneh.
"Ehm kuat kok, aku jalan aja." jawabku mencoba berdiri perlahan, tapi ternyata aku terjatuh, jatuh tepat di pelukan Ernest.
"Nah kan jatuh, udah aku gendong aja." ucap Ernest menyuruhku duduk kembali, dia berjongkok menghadap tembok dengan isyarat dia akan menggendongku di punggungnya.
"Tapi aku berat lho, gapapa gausah, beneran deh." aku menolak karna aku merasa canggung saja jika harus digendong olehnya.
Ernest tidak memaksaku, dia berdiri menghampiriku dan merangkulku, membopong ku untuk jalan menuju mobil untuk pulang.
Aku masih sedikit pusing dan lemas, oleh karna itu aku tidak mampu berjalan sendirian.
Sepanjang jalan aku dirangkul oleh Ernest, Detak jantungku berdetak lebih kencang dari tempo normal, aku benar-benar canggung.
Sesampainya di parkiran, aku menemui ibuku dan Vio yang sudah berada di dalam mobil, mereka duduk di bangku belakang. Itu artinya aku akan duduk didepan, disebelah Ernest.
****
Aku dan yang lainnya sudah sampai di rumahku, rumah sepi karna Ayahku sedang bekerja dikantor dan adikku sedang bersekolah.
Vio izin libur kepada bos kami, dan Ernest izin tidak masuk kuliah.
Aku masuk kedalam dibopong oleh Ibuku, sementara Ernest dan Vio membawa barang-barang untuk disimpan di dalam rumahku.
Aku duduk disofa dengan kaki memanjang dan bersandar di bantal.
"Taro disini aja Ernest, Vio. Duduk dulu ya ibu bikinkan minum dulu." kata ibuku dan pergi ke dapur.
Ernest dan Vio duduk di dekatku, aku mengobrol dengan mereka sebentar hingga ibu datang membawakan minuman.
Setelah menikmati teh hangat dan mengobrol, aku mengantuk dan tertidur di Sofa. Ibu berada di kamar, dan Vio berada di Kamar mandi untuk menumpang mandi disini, karna aku yang menyuruh Vio untuk tetap disini menemaniku.
-Writer Section-