"Pagi, Mama,"
Leyna menghampiri Bu Lina yang sedang memasak di dapur. Tunggu, Leyna sangat bersemangat pagi ini.
Leyna daritadi terus tersenyum, bernyanyi, berjalan dengan sedikit melompat-lompat. Ini pertanda bahwa Leyna benar-benar bahagia.
Seisi rumah pun melihat Leyna dengan heran, sudah lama sekali Leyna tidak seperti ini.
Rambut panjang terikat, wajah yang nampak cerah, pipi kemerah-merahan, kelakuannya seperti anak kecil saja. Menggemaskan.
Disaat semua orang merasa heran dengan tingkah laku Leyna, hanya Vio yang biasa saja melihat Leyna seperti itu, karna Vio tau alasan kenapa Leyna sangat bahagia.
"Kenapa sih, kak? Kayak ngga waras gitu senyum-senyum," Tanya Pasha ketika duduk di ruangan keluarga dengan segelas susu hangat di tangan kanannya.
"Untung kakak lagi bahagia, Sha. Kalo ngga, udah kakak tampol kamu," jawab Leyna tersenyum santai.
Vio tertawa dan berkata, "kakakmu aneh, dek"
"Assalamu'alaikum" Ada seseorang mengucap salam di ruangan tamu, suara itu tidak asing.
Leyna berlari ke arah ruang tamu masih dengan over happiness nya.
"Bapakk..." Leyna menyambut dan memeluk ayahnya, Pak Yusuf sudah pulang.
"Hey, tumben anak bapak mukanya seneng gitu, kangen bapak? Apa kangen uang jajannya?" ucap Pak Yusuf menyindir Leyna yang selalu meminta uang jajan, Pasha juga sih.