"Lagian, kamu dalam keadaan belum mandi aja udah cakep, Na,"
Blush.
Seketika pipi Leyna memerah ketika mendengar pujian dari Ernest, sebenarnya apa kemauan Ernest hingga selalu membuat Leyna terbang bagai kupu-kupu yang berbunga?
"Pagi-pagi udah gombal,"
"Gombalan dan pujian itu beda, Nana," ucap Ernest.
"Ish, yaudah cepet masuk dulu terus tunggu di ruang tamu, ajak Rendi juga," perintah Leyna pada Ernest, Leyna masuk kedalam dan pergi untuk bersiap-siap.
"Vio, ayo siap-siap,"
"Lah? Kemana?," tanya Vio heran, pagi-pagi mau jalan kemana coba.
"Jalan-jalan lah, lo lupa ya?"
"Sama siapa? Perasaan hari ini kita pergi jam 12 deh," Vio melirik jam dinding.
"Ih ayo jangan banyak omong, Ernest sama Rendi udah nungguin di ruang tamu," Leyna menarik lengan Vio ke kamar miliknya untuk bersiap-siap.
Vio dan Leyna bergantian, Leyna mandi dan Vio menyiapkan baju yang akan dipakainya hari ini. Begitu pun sebaliknya.
Hari ini, Leyna memakai crop top berwarna coklat ditutupi oleh cardigan pink dan celana jeans panjang berwarna putih. Sedangkan Vio hanya memakai kaus polos biasa dan celana jeans. Mereka berdua dalam hal berpakaian itu sederhana tapi aura kecantikannya tetap terpancar.
"Ada yang mau dating nih," Vio melirik Leyna yang sedang bahagia-bahagia nya.
"Idih, lo juga kan," Leyna membalikkan ucapan.
"Hah? Gue?" ucap Vio sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Sama siapa coba, aneh lo,"
"Rendi lah," Leyna menyebut nama lelaki yang menurut Vio menyebalkan.
"Ih, sama polisi nyebelin kayak dia? Merinding," Ucap Vio dengan tubuh bergetar merinding.
"Ngga boleh gitu, Vio. Katanya lo pengen kayak orang lain yang uwu-uwu itu," ucap Leyna sembari menyisir rambutnya.
"Ya iyasih, pengen banget uwu kayak orang-orang, tapi.."
Leyna memotong pembicaraan Vio, "Lo pengen uwu kayak orang-orang tapi giliran ada cowok yang deketin malah gamau, aneh deh"
Leyna mengambil totebag miliknya dan memasukkan ponsel serta dompet miliknya.
Setelah selesai berdandan, Leyna dan Vio keluar kamar menuju ruang tamu.
"Lama banget, Na. Udah mau jam 12 ini," Ucap Ernest begitu Leyna selesai bersiap-siap.
"Biarin, emang janjian nya jam 12 kan?"
"Yaudah, langsung aja kita berangkat," Sahut Rendi.
"Sabar dong, Bapak Polisi" ucap Vio jengkel.
"Jangan jutek ish," Leyna menyenggol lengan Vio.
Karna orang tua Leyna sedang tidur, mereka berempat tidak berpamitan terlebih dahulu.